Skip to main content

Posts

Ibu yakin kamu kuat

Ibu yakin kamu kuat Suatu sore, sepulang dari rutinitas ku, sang gadis kecilku  menemuiku dengan wajah sumringah "ibu, aku tadi main sepede jauh sekali lo, aku kuat, nggak ada capek, aku bisa mengayuh sepedaku sampai jauh" "iyakah" "iya" "luar biasa anak ibu" Seperti biasa dia akan memelukku tiap kali selesai bercerita tentang pengalamannya setiap hari selama aku tidak ada di rumah. Malamnya... "ibu, dulu waktu ibu seusia aku, ibu juga bersepeda seperti aku?" aku mengangguk  "kemana saja ibu bermain sepeda?" "kemana saja yang ibu mau, bermain bersama teman dan pulang nya tidak boleh sore2 karena harus membantu nenek di rumah" "oya, berarti aku juga harus membantu ibu di rumah?" "iya dong, kan anak perempuan memang harus membantu ibu di rumah" "baiklah besok aku akan membantu ibu di rumah" Kembali pelukan hangat mengakhiri cerita kami malam itu. Dalam pelukan ku, dia tertidur,
Recent posts

Wahai kaum hawa, Tetaplah cantik sebagaimana kodratmu

Seiring mentari pagi yang bersinar menerangi bumi,  mahkota kembang sepatu inipun perlahan menyempurnakan kelopaknya.  Dengan proses yang kita lihat "ah biasa saja"  ternyata bisa saja dia mengalami berbagai cobaan, terpaan, dan ujian yang sangat mencekam.  Coba amati lebih dalam... Andai kita tahu betapa penuh perjuangannya dia bisa kokoh berdiri di ujung ranting yang mungil dan ringkih itu, mulai dari dia tumbuh sampai memekarkan seluruh kelopaknya. Ah... andai saja kita tahu bahwa lima menit yang lalu ada sepasang tangan mungil hendak mengakhiri hidupnya, jari jemari lentik yang dengan gemasnya ingin memetik, hanya sekedar untuk memiliki nya. Dan entah untuk apa, bisa jadi untuk dijadikan hiasan kamarnya. Atau hanya ingin memetiknya lalu membuangnya begitu saja tanpa perasaan berdosa. Dan hingga saat ini dia masih kokoh berdiri, tak berubah, tak berpindah tempat dari posisinya bahkan semakin memperlihatkan kekuatannya. Dan aku masih bisa menikmati indahnya. Men

JADILAH KUAT, JADILAH IKHLAS, SIAPKAN DIRIMU

Jangan melawan, Ikhlaskan semua, Seperti daun yang tak pernah membenci angin, hanya membiarkan dirinya jatuh begitu saja tanpa perlu menyalahkan siapa dan mempertanyakan kenapa. Semua yang ada di dunia punya masa yang jika waktunya telah tiba, maka kita harus menerimanya. Ketika kaya, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus siap jika suatu saat menjadi miskin. Ketika menikah, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus siap jika suatu saat kita harus menjanda/menduda. Ketika kita lahir ke dunia, suka tidak suka, mau tidak mau kita harus siap menghadapi kematian. Jangan sombong saat kita di atas Jangan berkecil hati saat kita di bawah Tidak satupun dari kita yang tahu apa yang akan terjadi bahkan 5 menit ke depan. Untuk itu siapkan diri, siapkan bekal, siapkan mental karena apapun yang kita raih hari ini, bisa jadi itulah kesempatan terakhir kita menikmatinya. Bersyukur, dan selalu bersyukur. berserah diri kepada Allah. Yakinlah apapun yang menimpa kita saat ini tak lain pas

Semewah Apapun Dunia

Semewah apapun dunia tetap saja.. pagi ini mentari bersinar dengan sederhana masih saja.. kurajut hari seperti biasa Menikmati secangkir teh hijau hangat menikmati sedu sedan angkutan yang lalu lalang menikmati kicauan burung gereja yang bertengger di atas genteng bangunan kuno yang sederhana ini menikmati aroma wangi kelopak kemuning di dalam vas jingga kesukaanku menikmati secuil roti gandum menikmati irama tuts di ruangan sederhana ini menikmati sayup-sayup kidung dealova dari ujung sana menikmati semilir angin sepoi-sepoi dari jendela kayu ini menikmati tetesan air yang jatuh ke dalam baskom sisa hujan semalam menikmati kekarnya pohon tanjung yang meranumkan bunga2 lalu berguguran satu-satu menghiasi tanah basah di bawahnya kulirik jam dinding sambil menikmati dentingan jarumnya... kuhirup udara dalam-dalam aroma pagi yang begitu menenangkan jiwaku aaahhhh... nikmatnya... Semewah apapun dunia tetap saja... aku masih di sini bersama rutinitasku te

Kenapa Harus Berpisah, Jika Dulu Kamu Sangat Mengaguminya

Buat sahabatku yang sekarang sedang menjalin sebuah hubungan lalu merasa bahwa hubungan itu sudah berada di atas tanduk. Ntah kamu lagi berpacaran atau sudah menikah, apakah kalian saat ini sedang galau, butuh kepastian hubungan ini mau di bawa kemana? Nah kamu sangat dianjurkan baca tulisan saya ini. Dulu... ketika kamu baru mengenalnya, apa yang kamu lihat darinya? apa yang kamu rasakan saat bersamanya hingga kamu dulu sangat mengaguminya? Bahkan dulu bisa di bilang kalian tu lebay, kenapa lebay? ya lah... dulu tiada hari tanpa komunikasi, dia yang selalu membuatmu tersipu malu-malu kucing  saat berdua, selalu rindu ingin bertemu, karena kalau sehari nggak ketemu rasa setahun, rasa gersang dunia ini, dialah yang terbaik, dialah yang paling mengerti aku, dialah yang selalu buat hatiku berbunga-bunga. Ih lebay kan... Lalu kenapa sekarang kamu merasa ingin mengakhiri hubungan ini? Coba fikirkan lagi apa kamu sudah yakin bahwa kamu ingin mengakhiri hubungan ini? Hubungan yang du

Maafkan Ibu Nak...

Maafkan Ibu Nak... Aku memang telah mengandung dan melahirkanmu seorang diri Aku juga yang telah merawat dan menjagamu siang dan malam Aku yang telah menemani hari-harimu bahkan sejak kau belum mengenal dunia Tapi aku, bukanlah ibu Aku belum mampu menjadi madrasah yang baik untukmu Ketika aku menyakitimu dengan kata-kataku Ketika aku melukaimu dengan tanganku Ketika aku menghardikmu dengan teriakanku Ketika aku membiarkanmu bermain sendiri Ketika tak kuberikan kasih sayang dan perhatian padamu Ketika aku tak peduli saat kau butuh pelukan Ketika aku hanya sibuk dengan urusanku saja Maafkan ibumu ini Jika masih layak kau panggil ibu Melihatmu terlelap, ada rasa bersalah yang teramat dalam Ada rasa penyesalan ketika tadi aku mengacuhkanmu Aku tak pernah luangkan waktu untukmu bermain bersama, bercanda berdua Ah... ibu macam apa aku ini... Kuseka keringat yang muncul di kulitmu Kubelai rambutmu yang pirang Ntah kapan terakhir kali aku memandikanmu Kuusap wajahmu