yogaabe.com |
Apa yang membuatmu berani memutuskan untuk menikah? Apakah kepribadiannya, hobi, kecocokan, prinsip, sikap atau kemapanan? Selain karena cinta, kebanyakan orang memutuskan menikah karena memiliki prinsip yang sama dalam hidup. Karena prinsip yang sama merupakan hal paling mendasar dan akurat bagi setiap orang dalam memilih pasangan hidupnya.
Sebelum menikah, ada yang dinamakan dengan masa pacaran. Masa dimana pacaran dijadikan momen paling menentukan untuk melihat, mengamati, dan menilai apakah hubungan ini bisa dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius dari kacamata yang lebih dewasa lagi. Jadi bukan hanya sekedar untuk menuruti hawa nafsu saja. Tapi lebih kepada apakah dia bisa menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak, apakah dia bisa menemani hari tua dengan segala suka dukanya, atau apakah dia bisa menerima apa adanya tidak hanya dikala senang juga di kala susah.
Dalam islam tidak ada istilah pacaran, yang ada hanya ta'aruf. Dalam ta'aruf kita bisa melihat dan menilai pasangan kita dengan ditemani oleh mahram. Itupun hanya boleh melihat wajah dan telapak tangan. Dan kita bisa bertanya tentang apa saja yang kita ingin ketahui sejauh itu pertanyaan yang tidak diluar batas dengan didampingi oleh mahram.
Sebelum memutuskan berta'aruf, tentu kita sudah merasakan titik-titik cinta kepada siapa cinta itu akan ditambatkan. Cinta yang melebur di dalam hati itu menimbulkan keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Jika tidak, bagaimana mungkin itu akan terjadi. Intinya memutuskan kepada siapa akan berta'aruf, lalu menanyakannya apakah si dia mau diajak berta'aruf, jika mau maka hubungan berlanjut, jika tidak, berarti tidak berjodoh dan bersiaplah untuk mencari pasangan ta'aruf yang baru.
Ketika cinta tadi bersambut, mulailah timbul rasa rindu dan menjelma menjadi pribadi yang saling membutuhkan. Rasanya tidak nyaman kalau sehari saja tidak bertemu dengannya. Apa yang dia lakukan, kenapa tidak ada sms yang masuk darinya sekedar untuk bertanya hal yang tidak penting dll.
Baik dari kesamaan hobi, kecocokan, prinsip yang tidak jauh berbeda, dan kenyamanan yang dirasakan keduanya semakin memantapkan keinginan untuk saling memiliki menuju gerbang pernikahan. Sudah tidak sabar untuk hidup bersama dalam naungan kasih sayang yang halal dan tidak ingin hidup terpisah lebih lama lagi. Dan juga untuk menghindari diri dari yang namanya maksiat atau zina.
Oleh karena itulah, pernikahan merupakan wadah yang paling tepat untuk menyatukan kedua insan dalam hubungan yang halal yang direstui oleh kedua orang tua masing-masing. Demikian dahsyatnya cinta itu ya...
Ya... itulah sekelumit tentang kekuatan cinta. Cinta itu betapapun kecil awalnya jika terus dipelihara dan dijaga dengan baik, maka bisa menjadi besar. Jika sudah besar cinta itu sendiri yang akan mengayomi dan manaungi sepasang manusia untuk saling membutuhkan, merindukan, memerlukan satu sama lainnya. Kekuatan cinta itu juga yang menyatukan pasangan untuk memasuki gerbang pernikahan dan babak baru kehidupan yang penuh dengan romantika dan kasih sayang.
Kekuatan cinta itu membuat pasangan suami istri akan dengan mudah menjalani perannya sebagai suami dan istri dalam menghadapi kehidupan yang baru yang penuh dengan perjuangan dan tantangan. Kekuatan cinta itu juga yang dapat menyatukan hati keduanya untuk bertahan dalam badai kehidupan yang tak akan pernah berhenti menerpa dan menerjang. Cinta itu juga yang membuat pasangan suami istri tetap kuat menghadapi batu sandungan meski sebesar batu karang.
Dari berbagai sumber
Sebesar apapun badainya ya, kalau sudah cinta dan Allah melindungiNya.. insya Allah kuat
ReplyDeleteiya mbak... makasi ya sudah berkunjung :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete