kabarmakkah.com |
Dia gadis yang lugu, manis, berwajah melankolis, pandai namun agak kurang suka bergaul dengan sembarang orang. Dia lebih suka di rumah membaca buku, menulis, dan belajar.
Beranjak dewasa dia mulai merasakan cinta kedua yang harus kandas di tengah jalan karena orangtuanya yang tak merestui. Sebelumnya dia juga pernah merasakan cinta pertama yaitu jatuh cinta pada seorang lelaki kampung tapi akhirnya harus kandas juga karena yang namanya cinta monyet, cinta anak muda, memang tak ada kepastiannya, cinta yang semu.
Beranjak dewasa dia mulai merasakan cinta kedua yang harus kandas di tengah jalan karena orangtuanya yang tak merestui. Sebelumnya dia juga pernah merasakan cinta pertama yaitu jatuh cinta pada seorang lelaki kampung tapi akhirnya harus kandas juga karena yang namanya cinta monyet, cinta anak muda, memang tak ada kepastiannya, cinta yang semu.
Berlanjut, dia harus berjuang mengobati sakit hati setelah putus dari cinta kedua. Sampai akhirnya dia bisa move on pada seorang laki-laki yang dipilih menjadi suaminya. Perjuangannya mempertahankan hubungan dengan calon suaminya dulu sebelum menikah juga tidak mudah. Saat dia masih berpacaran dan akan bertunangan, orang tuanya menjodohkannya dengan seorang laki-laki paruh baya dan mapan. Tapi karena gejolak jiwa muda masih ada, (secara dia punya pacar yang ganteng, muda dan dia pun mencintainya masak iya harus menikah dengan lelaki tua yang tidak dia kenal sama sekali). Dia akhirnya menolak dijodohkan dan memilih lelaki pilihan hatinya untuk menjadi suaminya. Terakhir terlihat lelaki yang gagal dijodohkan dengannya itu sudah menikah dengan seorang guru dan hidup bahagia meski belum dikaruniai seorang anak.
Hari pernikahanpun tiba. Sepasang manusia yang sedang di mabuk cinta itu akhirnya bahagia karena dipertemukan dalam mahligai pernikahan. Tempat dimana mereka akan saling memadu kasih dan sayang dalam naungan Illahi.
Namun tanpa diduga, bagai di sambar petir dia terpaksa harus mengubur semua impiannya dan menerima kenyataan pahit bahwa suaminya adalah seorang yang sadis. Tabiat yang tidak pernah diketahui dulu selama pacaran. Karena selain mereka terpisah jarak dalam waktu yang lama dia juga tidak pernah melakukan hubungan bebas dengan calon suaminya waktu itu.
Dia menangis, menyesali dirinya yang telah salah memilih suami. Dia tak tahan jika harus menerima perlakuan yang kasar setiap berhubungan dengan suaminya. Jambakan, pukulan, tarikan dan dorongan nafsu yang mematikan membuatnya benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa. Darah bercucuran, luka menganga yang belum kering harus menganga lagi setiap suaminya 'ingin'. Meski dia sudah memohon pada suaminya namun tetap saja sang suami menguasai dirinya bagai anjing yang rakus dan kelaparan sedang mengoyak-ngoyak mangsanya.
Berhari-hari dia diperlakukan tanpa ampun oleh suaminya, mulutnya dibekap, diikat, sehingga dia tidak bisa teriak atau menjerit kesakitan. Bahkan dia diancam akan dibunuh jika berteriak.
Belum lagi dilepas hiasan kamar pengantin, kursi pengantin masih belum beranjak. Baju pengantin juga masih tergeletak si samping ranjang. Pilu sungguh pilu namun dia tidak berani mengadukannya pada orang tuanya. Karena pasti orang tuanya akan menyalahkannya. Yah... itulah resiko yang harus dia hadapi sekarang.
Beberapa minggu kemudian dia memeriksakan kondisi kesehatannya pada dokter karena dia merasakan ada gejala aneh dan tidak biasa yang dia rasakan pada daerah pribadinya. Betapa terkejutnya dia saat dokter memvonisnya menderita penyakit kelamin 'Gonorhea'.
Langkahnya gontai, tubuhnya lunglai tak mampu berdiri menghadapi kenyatann yang kini dialaminya. Dia menangis, sesegukan, terduduk di sudut kamar dengan mata yang merah karena tak bisa berhenti menangis.
Selama menjalani masa berobat, sang suami pun meninggalkan dirinya karena dianggap sebagai istri yang tak berguna karena tidak bisa 'dipakai'. Bukan dia yang meminta tapi dokter yang menyuruh agar suaminya 'puasa' dulu sampai kondisinya benar-benar sembuh. Tapi yang dia harapkan suaminya mau bersabar justru malah mengusirnya dari tempat tidur dan mengancam akan membunuhnya. Karena takut akan ancaman suaminya, dia pun rela tidur di sudut kamar beralaskan selimut.
Tanpa hati nurani suami masih saja kasar dan bengis padanya dan akhirnya dia pun ditinggalkan. Padahal penyakit itu dari suaminya tapi justru dia yang dianggap bersalah.
Betapa malang nasib dirinya, sendiri menanggung semua luka hati dan kecewa. Dia terpaksa berbohong pada orangtuanya dengan mengatakan bahwa suaminya mendapat kerja di luar kota. Harus bagaimana lagi agar orangtuanya tidak curiga, kalau tidak berbohong?
Beberapa bulan dia terpuruk menanggung derita justru dia mendapatkan dua kado terindah. Kado yang sekaligus dapat menyembuhkan lukanya. Pertama, dia sembuh dari penyakit berbahaya itu. Yang kedua, dia hamil. Dia menangis antara bahagia dan derita. Bahagia karena dia dipercayakan untuk memiliki seorang anak. Bahagia karena dia tidak lagi menderita kesakitan dari perlakuan suaminya Derita karena dia harus merawat dan membesarkan anaknya seorang diri.
Dan yang lebih membuatnya sedih adalah pengakuan suaminya di malam pertama, saat suaminya mengatakan bahwa suaminya menikahinya karena taruhan atas dirinya yang masih perawan. Suaminya yang memenangkan taruhan itu dan membuktikan keperawanan dirinya. Taruhan apa? Maksudnya apa? Kenapa dirinya? Entahlah, itulah yang sampai detik ini belum dia dapatkan jawabannya.
Ah,,, andaikan dulu dia mau mendengarkan nasehat orang tuanya dan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya, mungkin nasibnya tidak seperti itu. Tapi sudahlah... nasi sudah menjadi bubur, tak ada gunanya disesali karena bubur tak mungkin berubah jadi nasi kembali.
puji saputri
Hari pernikahanpun tiba. Sepasang manusia yang sedang di mabuk cinta itu akhirnya bahagia karena dipertemukan dalam mahligai pernikahan. Tempat dimana mereka akan saling memadu kasih dan sayang dalam naungan Illahi.
Namun tanpa diduga, bagai di sambar petir dia terpaksa harus mengubur semua impiannya dan menerima kenyataan pahit bahwa suaminya adalah seorang yang sadis. Tabiat yang tidak pernah diketahui dulu selama pacaran. Karena selain mereka terpisah jarak dalam waktu yang lama dia juga tidak pernah melakukan hubungan bebas dengan calon suaminya waktu itu.
Dia menangis, menyesali dirinya yang telah salah memilih suami. Dia tak tahan jika harus menerima perlakuan yang kasar setiap berhubungan dengan suaminya. Jambakan, pukulan, tarikan dan dorongan nafsu yang mematikan membuatnya benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa. Darah bercucuran, luka menganga yang belum kering harus menganga lagi setiap suaminya 'ingin'. Meski dia sudah memohon pada suaminya namun tetap saja sang suami menguasai dirinya bagai anjing yang rakus dan kelaparan sedang mengoyak-ngoyak mangsanya.
Berhari-hari dia diperlakukan tanpa ampun oleh suaminya, mulutnya dibekap, diikat, sehingga dia tidak bisa teriak atau menjerit kesakitan. Bahkan dia diancam akan dibunuh jika berteriak.
Belum lagi dilepas hiasan kamar pengantin, kursi pengantin masih belum beranjak. Baju pengantin juga masih tergeletak si samping ranjang. Pilu sungguh pilu namun dia tidak berani mengadukannya pada orang tuanya. Karena pasti orang tuanya akan menyalahkannya. Yah... itulah resiko yang harus dia hadapi sekarang.
Beberapa minggu kemudian dia memeriksakan kondisi kesehatannya pada dokter karena dia merasakan ada gejala aneh dan tidak biasa yang dia rasakan pada daerah pribadinya. Betapa terkejutnya dia saat dokter memvonisnya menderita penyakit kelamin 'Gonorhea'.
Langkahnya gontai, tubuhnya lunglai tak mampu berdiri menghadapi kenyatann yang kini dialaminya. Dia menangis, sesegukan, terduduk di sudut kamar dengan mata yang merah karena tak bisa berhenti menangis.
Selama menjalani masa berobat, sang suami pun meninggalkan dirinya karena dianggap sebagai istri yang tak berguna karena tidak bisa 'dipakai'. Bukan dia yang meminta tapi dokter yang menyuruh agar suaminya 'puasa' dulu sampai kondisinya benar-benar sembuh. Tapi yang dia harapkan suaminya mau bersabar justru malah mengusirnya dari tempat tidur dan mengancam akan membunuhnya. Karena takut akan ancaman suaminya, dia pun rela tidur di sudut kamar beralaskan selimut.
Tanpa hati nurani suami masih saja kasar dan bengis padanya dan akhirnya dia pun ditinggalkan. Padahal penyakit itu dari suaminya tapi justru dia yang dianggap bersalah.
Betapa malang nasib dirinya, sendiri menanggung semua luka hati dan kecewa. Dia terpaksa berbohong pada orangtuanya dengan mengatakan bahwa suaminya mendapat kerja di luar kota. Harus bagaimana lagi agar orangtuanya tidak curiga, kalau tidak berbohong?
Beberapa bulan dia terpuruk menanggung derita justru dia mendapatkan dua kado terindah. Kado yang sekaligus dapat menyembuhkan lukanya. Pertama, dia sembuh dari penyakit berbahaya itu. Yang kedua, dia hamil. Dia menangis antara bahagia dan derita. Bahagia karena dia dipercayakan untuk memiliki seorang anak. Bahagia karena dia tidak lagi menderita kesakitan dari perlakuan suaminya Derita karena dia harus merawat dan membesarkan anaknya seorang diri.
Dan yang lebih membuatnya sedih adalah pengakuan suaminya di malam pertama, saat suaminya mengatakan bahwa suaminya menikahinya karena taruhan atas dirinya yang masih perawan. Suaminya yang memenangkan taruhan itu dan membuktikan keperawanan dirinya. Taruhan apa? Maksudnya apa? Kenapa dirinya? Entahlah, itulah yang sampai detik ini belum dia dapatkan jawabannya.
Ah,,, andaikan dulu dia mau mendengarkan nasehat orang tuanya dan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya, mungkin nasibnya tidak seperti itu. Tapi sudahlah... nasi sudah menjadi bubur, tak ada gunanya disesali karena bubur tak mungkin berubah jadi nasi kembali.
puji saputri
ReplyDeleteMenurtku kisah ini tergantung Pribadi Seseorang Terkadang kita menuruti apa kata orang tua toh juga ada kenanya..
jika sudah kejadian kgini,trus datang lagi penyesalan andaikan saya ikut pilihan hati bukan pilihan orangtua..
tergantung Seseorang
iya sih ;)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteJOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc