artikeldokter.com |
Apakah makanan cemilan atau finger food itu penting bagi anak? Jawabnya tentu penting, bahkan sangat penting. Kenapa? Karena anak membutuhkan nutrisi yang tidak hanya didapatkan dari makan pagi, siang dan malam saja. Mereka membutuhkan makanan dalam porsi kecil tapi sering untuk perkembangan pertumbuhannya. Karena lambung mereka yang kecil tak dapat menampung sekaligus makanan dalam satu waktu.
Makanan cemilan seperti apa yang dimaksud? Di sini terkadang para ibu ada yang salah persepsi, beranggapan bahwa snack seperti keripik, chips, biskuit, wafer, coklat dan segala jenis makanan dan minuman kemasan lainnya itu sebagai cemilan. Padahal itu konotasi yang salah. Justru cemilan ini memiliki kalori yang tinggi tapi minim nutrisi yang dapat menyebabkan obesitas pada anak sekarang ini. Ditambah lagi garam dan bumbu penyedap yang menjadikan snack itu menjadi enak dan gurih, yang membuat anak semakin menyukai rasanya. Belum lagi pewarna dan pengawet yang digunakan dalam makanan itu yang akhirnya termakan oleh anak. Berbahaya bukan?
Cemilan yang sehat, bermanfaat dan kaya akan nutrisilah yang dibutuhkan anak. Sebagai orang tua kita harus bijak dan pintar memberikan makanan selingan pada anak. Isi dari cemilannya yang paling penting. Dan berusaha untuk membuat cemilan yang sehat setiap hari untuk mendukung kebutuhan nutrisi anak dalam segala usia. Karena dengan memberikan cemilan yang sehat saat ini dapat membuat anak mengetahui apa saja makanan sehat di masa yang akan datang.
Anak saya, karena memang ASI ekslusif, BB lahirnya 2,4 kg dan di usia 6 bulan BB nya mencapai 9 kg, bobotnya bertambah terus setiap bulannya. Tapi setelah mendapat makanan pendamping ASI justru naiknya tidak signifikan, hanya beberapa ons saja tiap bulannya. Ditambah lagi setelah dia mulai merangkak dan berjalan, karena sangat aktif dan tak pernah mau diam, bobotnya juga tidak bertambah banyak, lebih sedikit dari sebelumnya. Tapi selama dia nampak sehat dan lincah, saya tidak terlalu mengkhawatirkannya. Kecuali jika anak mulai terlihat lemas, loyo, tidak bergairah, maka anak harus segera dibawa ke dokter.
Saya sempat shock waktu cerita-cerita dengan ibu-ibu yang mempunyai anak balita, ada seorang ibu muda yang bercerita bahwa anaknya makan bubur instan yang sachet itu bisa menghabiskan 4 bungkus sekali makan dan itu tiga kali sehari. Memang sih anaknya gemuk, sehat, lucu dan menggemaskan, tapi membayangkan besarnya mangkuk untuk anak seusia itu bikin saya merinding. Bila bertanya pada saya, rasanya tidak mungkin anak saya mampu menghabiskan makan dalam porsi yang sebanyak itu. Anak saya hanya mampu menghabiskan nasi sepiring kecil tiap kali makan. Mungkin karena memang ukuran lambungnya yang kecil dan tak biasa makan dalam porsi yang besar.Lagi pula saya lebih suka memberi anak saya makanan hasil olahan tangan sendiri, bukan buatan pabrik.
Kini anak saya sudah berusia 2,6 tahun, badannya memang tidak gemuk tapi sejauh ini masih aktif dan lincah. Pernah saya bertanya pada ibu saya, kenapa anak saya tak bisa gemuk, ibu saya bilang "Mana bisa gemuk, itu bawaan, wong kamu dulu juga begitu, yang penting sehat kan anakmu?" Iya Alhamdulillah sih, cuma pekan lalu saya ke Posyandu, ibu bidan bilang anak saya kurang gizi, harusnya di usia itu anak saya punya BB 12-15 kg. Tapi ini hanya 10 kg itupun hanya naik satu garis dalam satu bulan ini. Antara marah, malu dan heran, saya nggak terima anak saya dibilang kurang gizi padahal apa yang tidak dia makan dan saya selalu kasih yang terbaik menurut saya.
Kenapa saya katakan makanan terbaik, karena saya jarang memberi anak saya makanan cemilan seperti keripik berbumbu atau snack kemasan. Paling kalau anak saya nangis di supermarket karena minta jajan saya belikan biskuit marry susu, kue gabin atau susu kotak. Yang paling bikin saya kewalahan jika ada saudara atau orang tua saya memberi anak saya coklat, permen, snack mie dan minuman gelas kemasan yang dijual di warung. Saya kadang pingin rebut makanan yang ditangannya dan membuangnya. (ntah saya yang terlalu over atau apalah, saya nggak tahu, yang jelas saya nggak suka saja). Dan saya hanya bisa menahan diri untuk lebih sabar lagi.
Sehari-hari anak saya, saya buatkan sayur bening, sup, atau capcai, lauknya ikan, telor, tahu, tempe, ayam dan sesekali daging. Cemilannya bisa kacang hijau, ubi merah, ubi ungu, singkong, jagung rebus, godok pisang, bakwan, kolak labu, mpek-mpek, martabak lenggang, bolu kukus, roti gulung pisang, brownies, cake, nugget tahu, nugget tempe, buah-buahan, jus buah dll. Yang paling sering itu ubi rebus, jagung rebus dan alpukat, itupun kalau nggak ada stok tepung di rumah. Intinya saya lebih suka anak saya makan cemilan yang saya buat sendiri di rumah, selain terjamin kebersihannya juga sehat tanpa pengawet dan pewarna.
Dan ternyata, menurut para ahli, mengemil itu sudah ada sejak anak lahir, dimana anak akan minta susu/merengek setiap kali dia merasa haus atau lapar. Anak tetap perlu sering makan meski usianya bertambah besar, bahkan sampai usia prasekolah. Kebutuhan energi anak semakin hari juga semakin bertambah.
Seiring pertumbuhan anak maka anak perlu cemilan atau finger food untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Anak juga tak bisa mendapatkan kecukupan nutrisi hanya dengan makan tiga kali sehari karena lambungnya yang kecil dan terbatas tak bisa menampung makanan sekaligus. Maka perlu adanya cemilan yang sehat, bahkan makan 6 kali dalam seharipun tidak masalah bagi anak.
Memberikan makan tiga kali sehari dan cemilan tiga kali di sela-sela waktu makan memang solusi yang baik bagi tumbuh kembang anak. Para ahli juga menyarankan agar BB anak cepat naik, sangat perlu memberi anak makan dari 6 jenis sumber makanan yang berbeda setiap hari. Misal dalam sehari makan nasi, tempe, sayur, kacang hijau, ubi dan buah pepaya. Besoknya nasi, telur, sayur, kolak labu, jagung dan jeruk. (Itu di luar susu ya...) besoknya lagi, nasi, ikan, sayur, martabak, nugget tahu dan pisang. Begitu seterusnya. Percaya atau tidak setelah saya praktekkan, anak saya memang mengalami kenaikan BB yang cukup banyak dari biasanya meski tetap tidak gemuk dibanding anak seusianya.
Anak itu memang unik, ada anak yang mampu menghabiskan makanan cemilan sekaligus sampai habis dalam satu waktu, ada anak yang menghabiskan makanan cemilan dalam beberapa waktu. Misalnya anak saya, di sela jam makannya saya berikan seporsi ubi rebus yang sudah saya potong kecil-kecil. Anak saya tidak langsung menghabiskannya sekaligus, dia akan mengambil beberapa potong kemudian dia main lagi, lalu dia ambil lagi beberapa potong kemudian main lagi begitu terus sampai habis. Begitu juga dengan cemilan yang lain.
Karena pernah saya memaksanya untuk menghabiskannya sekaligus tetap dia tidak mau dan lebih menyukai cara yang seperti itu. Saya hanya perlu menyediakan cemilan dan air minum di atas meja yang terjangkau olehnya jadi sewaktu-waktu dia ingin, dia bisa ambil sendiri. Perlu juga diperhatikan agar makanan dan minumannya tidak dihinggapi lalat. Begitu juga dengan cemilan buah atau cake, Jadi jika diperhatikan, anak saya ngemil terus sepanjang hari dan dia akan berhenti ngemil ketika merasa sudah kenyang. Tapi tetap saja tidak gemuk :( Makanya saya agak marah ketika bu bidan mengatakan anak saya kurang gizi.
Ya dengan pola yang seperti itu tetap saja anak saya tidak gemuk, apalagi jika dia lagi demam, nggak enak badan atau sariawan, malah beratnya yang sudah susuh payah dinaikkan jadi turun drastis karena tidak nafsu makan. Kalau sudah begitu mulai lagi deh saya mencekoki anak dengan berbagai makanan bergizi lainnya untuk mengganti nutrisi yang hilang selama sakit. Mungkin terdengar garang tapi nyatanya tidak segarang itu kok.
Karena pernah saya memaksanya untuk menghabiskannya sekaligus tetap dia tidak mau dan lebih menyukai cara yang seperti itu. Saya hanya perlu menyediakan cemilan dan air minum di atas meja yang terjangkau olehnya jadi sewaktu-waktu dia ingin, dia bisa ambil sendiri. Perlu juga diperhatikan agar makanan dan minumannya tidak dihinggapi lalat. Begitu juga dengan cemilan buah atau cake, Jadi jika diperhatikan, anak saya ngemil terus sepanjang hari dan dia akan berhenti ngemil ketika merasa sudah kenyang. Tapi tetap saja tidak gemuk :( Makanya saya agak marah ketika bu bidan mengatakan anak saya kurang gizi.
Ya dengan pola yang seperti itu tetap saja anak saya tidak gemuk, apalagi jika dia lagi demam, nggak enak badan atau sariawan, malah beratnya yang sudah susuh payah dinaikkan jadi turun drastis karena tidak nafsu makan. Kalau sudah begitu mulai lagi deh saya mencekoki anak dengan berbagai makanan bergizi lainnya untuk mengganti nutrisi yang hilang selama sakit. Mungkin terdengar garang tapi nyatanya tidak segarang itu kok.
Jadi apakah finger food itu penting? Penting dong... Semoga bisa menginspirasi ibu-ibu yang mempunyai masalah yang sama dengan saya. Semoga bisa membantu ya....
puji saputri
Wihhh aku jg paling sebel deh kalo ada yg sebut2 kurang gizi gitu.. pdhl kitanya sdh berusaha yg terbaik
ReplyDeleteiya mbak, dikira kita nggak perhatikan nutrisi makan anak, padahal sudah melakukan dan memberikan yang terbaik, jadi sebel
ReplyDelete