myfitriblog.wordpress.com |
Dan sebagai manusia, kita juga diuji dengan sesuatu yang tidak kita miliki. Belum menikah, belum memiliki anak, belum mapan, hidup miskin, yatim piatu, menikah lebih dari satu kali. Semua itu karena Allah sedang menguji kita. Karena Dia yang punya maka Dialah yang berhak mengatur semuanya. Mau memberi pada siapa, mau mengambil milik siapa,? Tugas kita hanya beribadah dan menjalankan semua yang sudah ditakdirkan Allah. Apakah kita bersyukur, bersabar dan tabah menjalankannya?
Begitupun dengan pasangan kita. Saat ini mungkin pasangan kita sedang bersama kita. Tapi jika suatu hari nanti dia pergi dengan yang lain? atau pergi selama-lamanya? Bisa jadi itu cara Allah menguji kita.
Seperti cerita saya dengan teman perempuan saya di suatu sore yang mengeluhkan bahwa suaminya sudah berubah dan terang-terangan telah menjalin hubungan cinta dengan wanita lain. Saya tidak bisa memberi nasehat terlalu banyak. Karena ilmu saya juga tidak seberapa dan kalaupun saya diuji dengan hal yang sama, mungkin saya juga bingung harus berbuat apa.
Kita semua diuji sesuai dengan porsi dan tingkatannya masing-masing. Dan Allah menguji umatnya tidaklah melebihi kemampuan umatnya. Ujian itu datang untuk melihat seberapa besar iman dan takwa kita kepada-Nya. Jika kita sanggup melalui ujian itu maka semakin tinggilah iman kita. Saya juga diuji dengan sesuatu yang luar biasa dan jika ujian itu datang dan menimpa pada orang lain mungkin mereka juga tidak tahu harus bagaimana. Yang pasti ujian itu akan terus datang kepada kita dan kita harus bisa melaluinya.
Semua yang kita miliki adalah titipan. Suami, anak-anak, harta, keluarga semua adalah milik-Nya. Jika setelah menikah kita merasa bahwa suami kita adalah milik kita sepenuhnya, itu adalah keliru. Karena suami kita adalah milik Allah. Kita hanya dipertemukan dan disatukan dalam sebuah naungan cinta yang dibangun atas dasar mencari ridho Allah. Ya... suami kita bukalah suami kita sepenuhnya, suatu saat nanti yang kita tidak pernah tahu itu kapan, Allah pasti akan mengambilnya kembali dari kita. Ntah itu kembali keharibaan-Nya atau dititipkan lagi oleh-Nya kepada wanita lain yang membutuhkan cinta dan kasih sayangnya. Bisakah kita menolak dan membantah keputusan-Nya? Hati kita, hati suami kita, hati wanita itu semua berada dalam genggaman-Nya. Dan tidak ada satupun yang akan terjadi di dunia ini kecuali atas izin-Nya.
Maka dari itu, jika suami kita pergi dengan wanita lain, mohonlah kepada si pemilik hatinya. Minta pada-Nya agar hati suami kita kembali lagi kepada kita. Karena Allah lah yang menggerakkan hati para umat-Nya. Selagi kita bisa berusaha maka berusahalah sebaik-baiknya. Namun jika itu benar-benar terjadi berusahalah untuk ikhlas menerima keputusan-Nya.
Saya berkata begini bukan karena saya mendukung para suami untuk mendua atau meminta para istri rela berbagi suami dengan yang lain. Saya juga tidak mendukung jika kita harus pasrah dengan keadaan. Tidak! jujur saya juga tidak menginginkannya. Buat para pembaca semua, setialah dengan pasanganmu. Para suami, setialah dengan istrimu. Sayangi dan hargailah istrimu yang telah bersusah payah melahirkan, merawat dan manjaga anak-anakmu. Jika kamu mencari orang lain di luar sana, belum tentu dia akan lebih baik dari pasanganmu.
Saya ingin suami saya tetap bersama saya selamanya sampai maut yang memisahkan. Setidaknya itulah doa yang saya minta. Jika diuji maka jadikanlah saya manusia yang sabar dan tabah dalam menghadapi ujian ini. Dan saya tahu betul rasanya kehilangan orang tercinta termasuk suami dan anak-anak. Awalnya saya juga berada di posisi yang tidak terima dengan semua kenyataan ini tapi lambat laun saya berpikir, untuk apa semua keegoan saya yang toh nyawa saya saja berada dalam genggaman-Nya. Dan saya berharap semua yang membaca tulisan ini mempunyai suami dan istri yang selalu bersama-sama sampai akhir. Hidup langgeng dan berbahagia selamanya dalam berumah tangga.
Memang semua itu tidak gampang tapi cobalah kita berfikir sedikit legowo dan terbuka bahwa kita hidup di dunia ini hanya menjalankan skenario yang diberikan Allah. Apa peran kita, sampai kapan, dan bagaimana kelanjutannya itu hanya Tuhan yang tahu. Kita jangan egois terhadap sesuatu yang bukan milik kita. Seperti kutipan lagu dari penyanyi legendaris Nicky Astria "Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah." Ingatlah kembali bahwa tujuan kita hidup di dunia ini adalah mencari ridho Allah. Jika Allah menitipkan pada kita maka jaga dan rawatlah dengan baik. Jika Allah ingin mengambilnya kembali maka ikhlaskanlah dan bersabarlah karena sesuatu yang baik menurut kita bisa jadi buruk untuk kita. Dan sesuatu yang buruk untuk kita bisa jadi itulah yang terbaik untuk kita.
Saya mohon maaf lahir bathin jika ada yang kurang berkenan dengan tulisan saya. Semoga kita semua menjadi umat yang selalu dirahmati dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin...
coretanpupu#
Kita semua diuji sesuai dengan porsi dan tingkatannya masing-masing. Dan Allah menguji umatnya tidaklah melebihi kemampuan umatnya. Ujian itu datang untuk melihat seberapa besar iman dan takwa kita kepada-Nya. Jika kita sanggup melalui ujian itu maka semakin tinggilah iman kita. Saya juga diuji dengan sesuatu yang luar biasa dan jika ujian itu datang dan menimpa pada orang lain mungkin mereka juga tidak tahu harus bagaimana. Yang pasti ujian itu akan terus datang kepada kita dan kita harus bisa melaluinya.
Semua yang kita miliki adalah titipan. Suami, anak-anak, harta, keluarga semua adalah milik-Nya. Jika setelah menikah kita merasa bahwa suami kita adalah milik kita sepenuhnya, itu adalah keliru. Karena suami kita adalah milik Allah. Kita hanya dipertemukan dan disatukan dalam sebuah naungan cinta yang dibangun atas dasar mencari ridho Allah. Ya... suami kita bukalah suami kita sepenuhnya, suatu saat nanti yang kita tidak pernah tahu itu kapan, Allah pasti akan mengambilnya kembali dari kita. Ntah itu kembali keharibaan-Nya atau dititipkan lagi oleh-Nya kepada wanita lain yang membutuhkan cinta dan kasih sayangnya. Bisakah kita menolak dan membantah keputusan-Nya? Hati kita, hati suami kita, hati wanita itu semua berada dalam genggaman-Nya. Dan tidak ada satupun yang akan terjadi di dunia ini kecuali atas izin-Nya.
Maka dari itu, jika suami kita pergi dengan wanita lain, mohonlah kepada si pemilik hatinya. Minta pada-Nya agar hati suami kita kembali lagi kepada kita. Karena Allah lah yang menggerakkan hati para umat-Nya. Selagi kita bisa berusaha maka berusahalah sebaik-baiknya. Namun jika itu benar-benar terjadi berusahalah untuk ikhlas menerima keputusan-Nya.
Saya berkata begini bukan karena saya mendukung para suami untuk mendua atau meminta para istri rela berbagi suami dengan yang lain. Saya juga tidak mendukung jika kita harus pasrah dengan keadaan. Tidak! jujur saya juga tidak menginginkannya. Buat para pembaca semua, setialah dengan pasanganmu. Para suami, setialah dengan istrimu. Sayangi dan hargailah istrimu yang telah bersusah payah melahirkan, merawat dan manjaga anak-anakmu. Jika kamu mencari orang lain di luar sana, belum tentu dia akan lebih baik dari pasanganmu.
Saya ingin suami saya tetap bersama saya selamanya sampai maut yang memisahkan. Setidaknya itulah doa yang saya minta. Jika diuji maka jadikanlah saya manusia yang sabar dan tabah dalam menghadapi ujian ini. Dan saya tahu betul rasanya kehilangan orang tercinta termasuk suami dan anak-anak. Awalnya saya juga berada di posisi yang tidak terima dengan semua kenyataan ini tapi lambat laun saya berpikir, untuk apa semua keegoan saya yang toh nyawa saya saja berada dalam genggaman-Nya. Dan saya berharap semua yang membaca tulisan ini mempunyai suami dan istri yang selalu bersama-sama sampai akhir. Hidup langgeng dan berbahagia selamanya dalam berumah tangga.
Memang semua itu tidak gampang tapi cobalah kita berfikir sedikit legowo dan terbuka bahwa kita hidup di dunia ini hanya menjalankan skenario yang diberikan Allah. Apa peran kita, sampai kapan, dan bagaimana kelanjutannya itu hanya Tuhan yang tahu. Kita jangan egois terhadap sesuatu yang bukan milik kita. Seperti kutipan lagu dari penyanyi legendaris Nicky Astria "Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah." Ingatlah kembali bahwa tujuan kita hidup di dunia ini adalah mencari ridho Allah. Jika Allah menitipkan pada kita maka jaga dan rawatlah dengan baik. Jika Allah ingin mengambilnya kembali maka ikhlaskanlah dan bersabarlah karena sesuatu yang baik menurut kita bisa jadi buruk untuk kita. Dan sesuatu yang buruk untuk kita bisa jadi itulah yang terbaik untuk kita.
Saya mohon maaf lahir bathin jika ada yang kurang berkenan dengan tulisan saya. Semoga kita semua menjadi umat yang selalu dirahmati dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin...
coretanpupu#
Comments
Post a Comment