Stunting dan kaitannya dengan pola hidup sehat serta penyakit tidak menular (PTM). Antara stunting, pola hidup sehat dan PTM mempunyai hubungan yang sangat erat. Dimana dengan pola hidup yang tidak sehat maka dapat menimbulkan stunting pada anak dan berpengaruh besar akan timbulnya penyakit tidak menular ketika dewasa kelak.
Apa itu stunting?
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi dalam waktu yang lama (kronis), sehingga anak tumbuh menjadi lebih pendek dari anak normal seusianya. Di Indonesia ada 1 dari 3 anak yang mengalami stunting. Kekurangan gizi dalam waktu yang lama ini terjadi semenjak 1000 hari kehidupannya yaitu sejak dari dalam kandungan ibunya dan stunting dapat terlihat ketika anak sudah berumur 2 tahun.
Stunting menyebabkan pertumbuhan fisik menjadi terhambat, selain itu juga menyebabkan kemampuan otak juga tidak maksimal. Sehingga konsentrasi belajar anakpun berkurang dan menyebabkan anak jadi gampang sakit sehingga prestasi di sekolah juga menurun. Ketika dewasa, anak yang stunting akan sulit mendapat pekerjaan. Menurut WHO, Indonesia berada di urutan ke-5 dalam masalah stunting.
Kenapa bisa terjadi stunting?
Stunting terjadi karena rendahnya akses terhadap makanan baik soal jumlah dan nilai gizinya. termasuk mahalnya bahan pangan bergizi sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat. Dan pola asuh yang kurang baik dalam pemberian makan bayi dan anak-anak. Serta rendahnya akses pelayanan kesehatan termasuk sanitasi dan air bersih.
Rendahnya akses terhadap makanan baik soal jumlah dan nilai gizinya ditinjau dari mahalnya harga kebutuhan pangan yang sarat akan gizi, dan hanya bisa terbeli oleh kalangan menengah ke atas. Akhirnya banyak masyarakat yang menderita kurang gizi atau gizi buruk khususnya bayi dan anak-anak.
Pola asuh yang kurang baik dilihat dari kurangnya edukasi masyarakat akan nutrisi makanan yang mereka makan. Akhirnya banyak masyarakat yang lebih memilih makan asal kenyang dari pada makan asal sehat. Memberi bayi MPASI dengan serbuk siap saji lebih menjadi tren bagi kalangan masyarakat sekarang ini. Padahal memberikan MPASI dengan makanan yang dibuat dengan tangan sendiri jauh lebih sehat baik dari segi gizi maupun kebersihannya.
Kurangnya akses pelayanan kesehatan ke desa-desa terpencil membuat masyarakat kurang mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya air bersih dan jamban yang baik. Hal inilah yang berdampak banyaknya anak-anak dan balita yang menderita diare.
Dampak dari masalah kekurangan gizi pada anak ini untuk jangka pendek, kekurangan gizi menyebabkan gangguan kecerdasan dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme yang menyebabkan obesitas sehingga meningkatkan resiko penyakit tidak menular.
Dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual, gangguan struktur dan fungsi syaraf dan sinaps yang terjadi pada anak balita yang bertubuh pendek bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa dan meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
Dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual, gangguan struktur dan fungsi syaraf dan sinaps yang terjadi pada anak balita yang bertubuh pendek bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa dan meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
Tanggapan pemerintah terhadap stunting
Menurut Bapak Doddy Izwardy, Direktur Gizi Masyarakat, dalam Temu Blogger Kesehatan pada 22 Maret 2017 di Pangeran Beach Hotel Sumatera Barat kemarin, berdasarkan Riskerdas tahun 2013, di Indonesia, 1 dari 5 ibu hamil mengalami kurang gizi, 7 dari 10 ibu hamil makan kurang kalori dan protein, 7 dari 10 balita makan kurang kalori dan 5 dari 10 balita makan kurang protein.
Dalam kesempatan yang sama drg. Oscar Primadi, MPH selaku Inspektur Jenderal Kementrian Kesehatan juga memaparkan bahwa 40% faktor masalah kesehatan terjadi di lingkungan, 30% perilaku, 20% pelayanan kesehatan dan 10% adalah keturunan.
Dalam hal stunting, Indonesia mencapai 29,6% dan khususnya Sumatera Barat 30,6%. Menurut Bapak DR. Achmad Mardanus, M.Kes selaku Kabis Kesmas Dinkes Prov. Sumbar menerangkan tentang situasi gizi di Sumatera Barat bahwa kematian pada ibu dari tahun 2015-2017 disebabkan oleh pendarahan dan kematian pada anak bayi dan balita disebabkan oleh diare.
Oleh sebab itu sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), maka diharapkan seluruh komponen masyarakat dapat berlaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Agar anak Indonesia bebas dari gizi buruk dan stunting. Dan memperkecil angka kematian akibat penyakit tidak menular.
Salah satu gerakan GERMAS yaitu salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes dalam pencegahan dan pengendalian PTM adalah dengan melakukan pola hidup 'CERDIK'.
Apa itu Cerdik? Cerdik adalah Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress. Sementara GERMAS tahun 2017 lebih difokuskan pada 4 kegiatan yakni, meningkatkan aktivitas fisik dimana dan kapan saja, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, cek kesehatan secara rutin 6 bulan sekali dan tidak merokok atau minum minuman beralkohol.
Pola hidup sehat
Secara umum, masyarakat lebih suka mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, makanan manis dan lebih menyukai makanan cepat saji dari pada makanan alami yang berserat tinggi. Akibatnya terjadi sebuah kebiasaan dan perubahan pola pikir tentang makanan sehat. Yang ada makan asal kenyang bukan makan asal sehat. Akhirnya timbul kekacauan metabolisme, gula darah meningkat, obesitas dan darah tinggi. Dan 93,5% penyakit akibat pola makan dan gaya hidup disebabkan kurangnya asupan buah dan sayur pada kelompok umur di atas 10 tahun. (Riskesdas 2013).
Seperti yang dipaparkan oleh seorang pakar gizi dan nutrisi DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum dalam acara serupa, makanan yang sehat untuk dimakan adalah makanan yang semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam. Bukan makanan olahan, seperti tepung, roti, sereal, oat milk, sosis, jus, smootie, mie atau makanan cepat saji lainnya. Dan makanan yang seimbang adalah makanan yang ada kandungan makro nutriennya dalam setiap kali makan. Yaitu makanan yang porsinya seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak.
Adapun keuntungan menerapkan pola hidup sehat dan seimbang adalah akan lahir bayi yang sehat, tubuh menjadi sehat, awet muda, dan tetap sehat meski di usia senja.
Porsi makan dalam sekali makan adalah 1/2 piring buah dan sayur, dan setengahnya lagi berisi 1/3 lauk pauk dan 2/3 makanan pokok. Atau seperti pada gambar berikut :
Sumber lemak yang baik ada pada ikan laut dalam, kelapa/santan, kemiri, kacang-kacangan dan alpukat. Sumber protein yang baik ada pada kacang-kacangan, telur, tempe, tahu, ayam, oncom, jamur, ikan/seafood. Sumber karbohidrat yang baik adalah beras merah, singkong, jagung, ubi jalar, singkong.
Makanan yang sehat dan aman adalah makanan yang di soto, sop, pepes, garang asem, pangek, pesmol, arsik, tim, bakar (bungkus pakai daun) bukan dibakar langsung di atas api.
Beberapa saran dari dr Tan yang dikenal dengan suaranya yang lantang dan lugas tentang makanan sehat dan pola hidup sehat adalah :
- Jangan makan makanan yang dipanaskan. Masaklah makanan untuk sekali makan. Sehingga kita terhindar dari zat-zat yang bersifat karsinogenik oleh proses pemanasan.
- Banyak beraktivitas untuk membakar kalori dan menjaga agar tidak terjadi timbunan kalori dalam tubuh. Sistem di dalam limpa dapat berfungsi secara optimal jika kita bergerak aktiv.
- Hindari konsumsi gula berlebihan. Konsumsi gula yang berlebihan dalam segala bentuk membuat tubuh mengeluarkan insulin yang berlebihan untuk menormalkan lonjakan gula darah yang menyebabkan pankreas lelah bekerja. Kerusakan pada pankreas inilah yang menyebabkan diabetes. Jumlah gula yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 20 gr/hari.
- Perbanyaklah makan sayur dan buah. Makan buah dan sayur bukan dengan cara di jus atau di smootie, karena perlakuan tersebut hanya membuat kandungan gula dalam buah dan sayur lebih cepat diserap usus, insulinpun melonjak, sehingga tujuan mengkonsumsi buah dan sayur tidak tepat sasaran. Buah dan sayur adalah sumber karbohidrat karena mengandung serat dan fruktosa/gula alami yang berfungsi untuk mengontrol gula di dalam darah, sehingga melepaskan gula perlahan-lahan hanya saat dibutuhkan tubuh. Konsumsi sayur bisa dengan dibikin salad, pecel, urap, terancam dsb. Mengkonsumsi sayur yang ditumis, bening, capcai atau digulai pakis itu namanya mantan sayur bukan sayur, hanya akan membuat nutrisi penting di dalam sayur menguap dan tidak ada lagi manfaatnya bagi tubuh kecuali hanya seratnya saja.
- Makanlah apa saja, sebanyak apapun asal porsinya pas tidak akan masalah.
- Jangan pernah melewatkan makan, makanlah sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan porsinya. karena kalau melewatkan makan maka kita cenderung merasa sangat lapar dan ujung-ujungnya mencari makanan pengganjal lapar yang cepat bikin kenyang seperti donat, roti, cake dll. Kalori tinggi tapi minim gizi. Kalori menumpuk dan mempermudah timbulnya PTM.
Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penyakit tidak menular adalah penyakit kronik (menahun) yang tidak ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Seperti jantung, diabetes mellitus, kanker, paru menahun. Menelan korban hingga 38 juta jiwa per tahun.
Penyebabnya adalah :
- Merokok
- Kurang gerak/aktivitas
- Minuman beralkohol
- Pola hidup tidak sehat/pola makan yang salah.
Siapa saja yang beresiko terkena PTM? Semua kalangan termasuk anak-anak dan dewasa. Seperti gula darah meningkat, lemak darah meningkat, obesitas dan tekanan darah tinggi.
PTM di Indonesia naik 21% dalam 10 tahun mendatang, 1,1 juta meninggal dan menderita kerugian 37,2 milyar USD terpakai/tahun. Dan dengan melibatnya semua pihak maka tujuan germas akan tercapai, yaitu melakukan aktivitas fisik, hidup sehat, produktif dan biaya kesehatan akibat PTM juga menurun. Kita sehat, keluarga sehat, negara juga kuat.
Sudah mengerti bukan, stunting dan kaitannya dengan pola hidup sehat serta penyakit tidak menular.
Mau sehat? mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal kecil dan mulailah dari sekarang. Jika menurut kamu ini penting maka lakukan!.
Foto-foto diambil dari grup WA blogger kesehatan.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete