qadis.co |
Ayah...
Dimana engkau sekarang?
Aku sangat merindukanmu
Ayah...
Kau mungkin tak mengenal rupaku
Aku pun tak mengetahui figur sosokmu
Tapi ada kerinduan dalam hatiku untuk bertemu denganmu
Dimana kau kini
Seperti apa wajahmu
Ibu sering mengatakan padaku kalau kau sangat gagah
Tubuhmu kekar dan jiwamu menyenangkan
Ayah...
Aku gadis kecilmu dulu
Yang belum pernah kau sentuh hingga kini
Belum pernah kau rengkuh dalam pelukanmu
Ayah...
Aku sangat merindukanmu
Aku rindu suaramu
Aku rindu dekapanmu
Aku rindu belai kasihmu
Aku ingin kaulah laki-laki pertama yang kucintai di dunia ini
Aku sedih ketika melihat ibu menangis
Meski ibu selalu menepis asaku
Ibu masih sendirian menemaniku di sini
Aku tak tahu apa ibu masih menyisakan ruang itu untukmu
Bertahun sudah berlalu
Kini...
Aku sudah menjelma jadi gadis remaja yang rupawan
Lihatlah aku ayah...
Aku anakmu yang tak pernah kau pandang wajahnya dari dulu
Yang tak pernah kau belai kulitnya dari dulu
Yang tak pernah kau usap rambutnya dari dulu
Yang tak pernah bertengger di punggung dan bahumu itu
Aku menerawang menatap langit-langit
Aku teringat ceritaku hari ini
Aku cemburu ketika melihat teman-temanku bercanda dengan ayahnya
Aku ingin seperti mereka
Tertawa bersama, bermanja dan bercanda
Pagi ini...
Aku melihatmu dari balik pintu
Memandangku dengan senyummu
Wajahmu rupawan seperti yang dikatakan ibu
Tubuhmu kekar seperti yang diceritakan ibu
Kau melangkah semakin mendekatiku
Kau datang saat langit berwarna lembayung
Pendar indahnya menghiasi semesta raya
Ada seutas senyum di sana
Ada kehangatan yang kurasakan
Ada puing-puing harapan yang bertemu di muara kasihku
Ada bulir kebahagiaan di sudut mataku
Aku berlari mengejarmu
Bak anak bayi yang merindukan susu ibunya
Kubenamkan wajahku di dadamu yang bidang
Aku terus merengkuh tubuh kekarmu
Ada aroma kesegaran menyeruak masuk ke sanubariku
Aroma yang selama ini aku rindukan
Laksana kekasih yang datang mengisi kekosongan hatiku
Ada apa denganmu?
Mengapa kau lepaskan pelukanmu?
Mengapa kau menjauh
Jangan tinggalkan aku
Jangan lambaikan tanganmu padaku
Oh tidak ayah...
Jangan pergi ayah...
Aku belum puas merangkulmu
Aku masih ingin berkeluh kesah denganmu
Ayah...
Jangan renggut kebahagiaan ini terlalu cepat
Biarkan aku bermain denganmu lebih lama lagi
Kebahagiaan itu yang kunantikan bertahun-tahun lamanya
Peluklah jiwaku yang telah lelah berharap akan kasihmu
Peluklah aku lebih lama lagi
Ayah...
Kenapa kau menghilang dari pandanganku
Panasnya mentari yang menelisik masuk ke dalam kamarku
Seolah membangunkanku, menyadarkanku dari mimpi
Siluet tubuhmu masih terekam jelas dalam anganku
Terima kasih telah menemaniku semalam
Meski sebentar, tapi sangat berarti bagiku
Ayah...
Masih ingatkah kau denganku?
Tak rindukah kau denganku?
Jutaan tangis yang kuhibahkan pada ibu
Tak mampu menggantikan posisimu
Aku ingin kau tetap di sini bersamaku
Aku rindu pelukanmu dalam nyata
Biarlah hanya Tuhan yang tahu betapa aku sangat mencintaimu
Ayah...
Aku gadis kecilmu yang kini sangat merindukanmu
puji saputri
Comments
Post a Comment