cerpen.co.id |
1. Pertengkaran karena tekanan seksual.
Seks bisa memicu pertengkaran meskipun kamu bisa berdamai setelahnya. Hal ini terjadi jika sehari-hari kamu memang jarang melakukan hubungan seks, tidak romantis, tidak bergairah, sehingga tidak ada hasrat keinginan satu sama lainnya. Akibatnya hasrat tertimbun di dalam sampai pada waktu harus dilepaskan secara fisik.
Timbunan hormon yang keluar itu menyebabkan pertengkaran besar. Bisa terjadi mungkin ada rasa jengkel karena harus menunggu waktu yang sangat lama untuk dapat berhubungan intim lagi atau merasa tidak puas dan tertekan dengan pasangan. Hal ini wajar terjadi hampir pada semua hubungan perkawinan yang panjang karena banyaknya stres dari luar.
Namun jika untuk menyalurkan hasrat biologis saja kamu harus bertengkar terus maka pertengkaran ini bisa menyebabkan kehancuran. Hubungan intim jadi tidak sehat karena tekanan dan paksaan. Sebuah hubungan jangka panjang yang romantis dan mesra butuh suasana yang damai, tentram, nyaman dan membahagiakan bukan konflik.
2. Pertengkaran yang tidak mau menerima kebenaran.
Pertengkaran ini membuatmu tidak lagi peka satu sama lain. Tidak ada lagi kedekatan dan kehangatan dan hubungan terasa semakin menjauh. Pertengkaran ini besar dan sering dan menimbulkan rasa sakit yang sangat dalam dan lama sehingga meningkatkan rasa marah dan stres.
Sebenarnya pertengkaran ini adalah wujud pengingkaran kebenaran dari diri sendiri. Kamu dan pasanganmu sama-sama tidak mau menerima kebenaran sehingga rasa cintapun mati. Kemarahan terus mendorong lebih keras dan semakin keras sehingga pertengkaran tak lagi ada pengingkaran. Perselisihan semakin menjadi, kemarahan yang memuncak menciptakan sebuah energi yang melontarkanmu ke sebuah lintasan penyangkalan yang terakhir menuju sebuah kebenaran. Kebenaran akan kenyataan yang tak lagi menemukan tujuan yang akan dicapai dalam perkawinan itu.
3. Pertengkaran tanpa solusi.
Pertengkaran ini terjadi karena saling melempar kesalahan. Pertengkaran ini memposisikanmu dan pasanganmu sama-sama sebagai penyerang. tidak ada yang mengalah. Pertengkaran bisa muncul hanya karena masalah sepele, kecil dan tidak bermakna. Pertengkaran ini semakin tinggi dan menyakitkan. Tak ada solusi karena yang ada hanya kemarahan. Bahkan ketika pertengkaran berakhirpun kamu tak merasa bahwa masalah sudah selesai.
4. Pertengkaran kamu mengakhirinya.
Pertengkaran ini terjadi saat salah satu tidak mau bertanggungjawab terhadap berakhirnya sebuah hubungan perkawinan. Dalam pertengkaran ini salah satu mendesak yang lainnya hingga sampai ke titik 'runtuh'. Orang yang mendesak akan adanya pertengkaran adalah orang yang memaksa pasangannya untuk mengakhiri hubungannya.
Jika sudah sampai pada kondisi begini maka sama seperti mencabut mesin penyambung nyawa pada seseorang yang secara medis dinyatakan sudah meninggal. Jika kamu sama sekali tak pernah lagi berhubungan intim, maka penderitaan selesai. Kelar hidupmu!
Semua pertengkaran ini sesungguhnya membantumu untuk keluar dari penyangkalan dan masuk ke dalam kebenaran. Yang pada akhirnya akan membebaskanmu untuk menemukan cinta yang baru.
puji saputri
Comments
Post a Comment