tribunnews.com |
Pasangan suami istri pada usia tertentu bisa berkurang gairahnya secara alamiah, ini bisa memicu perselingkuhan atau perceraian jika dibiarkan terlalu lama dan tidak berusaha mencarikan jalan keluarnya. Orang bilang, untuk tetap memelihara seks tidak cukup hanya dengan modal cinta saja. Karena statistik aktivitas seks pasangan suami istri di dunia manapun selalu menurun seiring bertambahnya usia perkawinan. Biasanya seks mulai bermasalah setelah suami berumur 35 tahun padahal di waktu yang sama justru istri sedang berada di puncaknya. Benarkah performance seks pria
menurun seiring bertambahnya usia karena sudah mengalami puncaknya ketika dulu waktu jadi pengantin baru? dan kini suami merasa bosan dengan istrinya. Apa saja peran istri dan suami dalam hal ini?
menurun seiring bertambahnya usia karena sudah mengalami puncaknya ketika dulu waktu jadi pengantin baru? dan kini suami merasa bosan dengan istrinya. Apa saja peran istri dan suami dalam hal ini?
1. Kemunduran fisik.
Memang sih tidak bisa dipungkiri bentuk fisik, respon terhadap seksual, sensualitas istri menurun secara alami dengan bertambahnya usia. istri tak lagi cantik seperti dulu ketika masih gadis, tubuhnya tidak lagi sintal dan kencang seperti dulu ketika belum punya anak. Gerakannya juga tidak lagi seenergik dulu ketika masih pengantin baru.
Hormon tubuh mulai menurun secara berangsur-angsur sehingga menimbulkan perubahan fisik dan organ reproduksinya. Menipisnya ketebalan lemak perut bawah, semakin tipisnya lapisan dan lubrikasi di dinding kemaluan, membuat sensasi seksual menurun dari waktu ke waktu. Istri juga tidak selegit dulu ketika masih perawan karena sudah melahirkan anak. Akibatnya libido menurun, suami istri mulai mengeluh merasa tidak enak, apalagi jika istri sudah memasuki masa menopause.
Solusinya bisa menggunakan lubrikan yang bisa dibeli apotek terdekat. Bisa juga membuat variasi-variasi baru dalam bercinta sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Sehingga suami maupun istri tidak monoton dengan gaya yang itu-itu saja. Walaupun sebenarnya istri lebih menyukai gaya yang konvensional.
2. Jangan Tertumpu Pada Pandangan Mata.
Banyak istri yang membiarkan penampilannya begitu saja, tampil seadanya di hadapan suami padahal suami setiap hari bertemu dengan wanita di luar sana yang tampil tidak seadanya. Istri harus maklum orientasi seks suami pada pria umumnya yaitu apa yang dilihatnya, apa yang tercium olehnya dan apa yang mejadi fantasi lawan jenisnya. Bisa jadi karena penampilan fisik istri yang menurun membuat suami tidak berselera kepada istri. Sementara bagi istri, penampilan suami tidak mempengaruhi rasa sensualnya tapi lebih kepada apa yang dilakukan suami padanya, apa yang dibisikkan suami padanya.
Tidak hanya istri, hormon suami juga mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Interes seks suami juga menurun. Libido juga menurun akibatnya aktivitas seks jarang dilakukan dan semangat seks suami juga semakin cepat padam. Sehingga istri tak lagi menarik bagi suami.
Solusinya dalam hal ini memang istri lebih dituntut untuk menciptakan suasana kamar yang hangat dan romantis. Gunakan sensasi rasa agar suami tidak terpasung oleh kodisi penampilan istri yang dilihatnya. misal sensasi aroma farfum, sensasi ruang tidur yang bernuansa malam pengantin.
3. Berinisiatiflah Sesekali.
Banyak istri yang berfikir dan merasa tidak pantas dan tidak etis untuk meminta duluan. Padahal libido dan interes yang menurun, kondisi fisik yang lelah dan letih membuat suami enggan untuk seks. Jika dibiarkan keadaan ini tak akan sehat bagi sebuah perkawinan.
Untuk itu dibutuhkan disensitisasi atau perlu dicharge kembali. Penampilan menggoda dari istri dengan parfum nostalgia, sambutan romantis istri di depan pintu ketika suami pulang ke rumah dengan memakai lingerie, disertai tatanan ruang kamar yang menggairahkan dapat menggugah kembali kelesuan seksual suami.
4. Ungkapkan Keinginan.
Ya, banyak pasangan suami istri yang buta untuk melihat apa yang diinginkan masing-masing pihak dalam hal seks. Suami tidak tahu apa yang diinginkan istri. Istri juga hanya menerima dengan naluri untuk merespon suaminya.
Nah respon seksual istri inilah yang bisa menentukan kepuasan suami. Untuk itu suami perlu diberitahu apa yang istri ingin suami lakukan untuk dirinya agar respon itu tejadi secara optimal dan tidak dibuat-buat. Sehingga suami maupun istri sama-sama memperoleh yang terbaik. Katakan saja, jangan malu.
5. Kebutuhan Psikologis.
Dulu, melihat senyum istri saja mungkin gairah suami sudah menggebu-gebu tapi kini semakin tua umur perkawinan, ambang rangsang suami juga semakin tinggi sehingga dengan melihat tubuh istri saja tidak lagi dapat memulihkan semangat seksualnya.
Kondisi suami yang loyo dan tidak bersemangat di kamar tidur tidak bisa dibiarkan. Sebagai laki-laki tetap ada kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi dari seorang perempuan. Dan jangan sampai kebutuhan itu didapatkan suami dari luar. Jika peluang itu ada dan disambut baik oleh suami maka kelar hidup lo... hehe.
Ciptakan suasana yang harmonis dan romantis setiap hari. Luangkan waktu yang lebih intens untuk menikmati kebersamaan bisa dengan berlibur berdua saja atau memanfaatkan waktu senggang dengan bercanda dan bercinta saat rumah sedang sepi.
Nah itu tadi alasan kenapa suami cepat merasa bosan pada istri. Mulai sekarang benahi penampilan dengan menjaga bentuk tubuh, menjaga tubuh agar selalu bersih dan wangi. Ciptakan suasana ruangan yang tenang dan menggairahkan. Jangan lagi memakai daster dan bau bawang jika dipanggil suami, jangan lagi memakai koyo dan salonpas disana sini, lebih baik minta suami memijat dan gantian memijat, suami juga jangan bertelanjang dada dan memakai kain sarung atau celana pendek saja jika di rumah.
Sebagaimana islam mengajarkan agar istri berhias untuk suami dan suami juga berhias untuk istri.
Sayang kan jika kebosanan suami istri terjadi hanya karena alasan yang seharusnya bisa diselesaikan di rumah bersama-sama? Jangan sampai terlambat mengantisipasinya ya...
puji saputri
Comments
Post a Comment