Saya punya pengalaman yang kurang mengenakkan saat membawa anak saya berjalan-jalan di mall. Saya lagi menggendong anak saya yang balita melihat-lihat di rak popok dan mainan anak. Saya merasa si abang masih ngintil di ketiak saya, dia juga ikut milih-milih mainan. Tapi ntah kenapa saat mau pindah ke rak sebelah tempat peralatan mandi bayi, saya dapati si abang yang berumur 10 tahun itu sudah tidak ada. Saya bolak balik mencari dari satu sisi ke sisi lainnya. Kebetulan saya pergi bersama adik-adik saya, tapi mereka sudah berpencar karena urusan masing-masing. Jadilah saya dan dua anak saya saja yang berada di situ.
Saya panik, saya sudah berkeliling mencarinya, saya telepon semua adik-adik saya, saat semua sudah mencari dan berkumpul, eeeeehhhh tau-tau si abang mejeng petantang-petenteng di eskalator dari lantai dua dan nyengir ke saya. Saya yang tadinya super duper panik jadi lega, pingin marah tapi mikir lagi, buat apa? toh dia udah ketemu. Mungkin karena dia sudah hafal seluk beluk lokasi di sana jadi dia merasa tidak takut lagi. Setelah ditanya ternyata dia pergi ke kamar kecil karena udah kebelet. "Oalaaaah... Kenapa nggak kasi tahu sih nak,,, nanti pasti akan ibu antarkan".
Saya panik, saya sudah berkeliling mencarinya, saya telepon semua adik-adik saya, saat semua sudah mencari dan berkumpul, eeeeehhhh tau-tau si abang mejeng petantang-petenteng di eskalator dari lantai dua dan nyengir ke saya. Saya yang tadinya super duper panik jadi lega, pingin marah tapi mikir lagi, buat apa? toh dia udah ketemu. Mungkin karena dia sudah hafal seluk beluk lokasi di sana jadi dia merasa tidak takut lagi. Setelah ditanya ternyata dia pergi ke kamar kecil karena udah kebelet. "Oalaaaah... Kenapa nggak kasi tahu sih nak,,, nanti pasti akan ibu antarkan".
Lain lagi cerita ibu saya, waktu itu ibu saya ke pasar membawa anak saya yang waktu itu masih berumur 3 tahun. (Maklum, namanya cucu pertama, ibu saya sangat senang bisa mengajak cucunya jalan-jalan). Waktu lagi milih-milih baju untuk anak saya di sebuah toko, ibu saya merasa anak saya masih megangin tangan ibu saya, waktu mau nge-pasin baju ke badannya alangkah terkejutnya ibu saya karena anak yang sedang megangin tangan ibu saya itu bukanlah cucunya. Anak saya laki-laki sedangkan anak yang megangin ibu saya itu perempuan.
Anak perempuan itu adalah anak seorang ibu-ibu yang juga sedang membeli pakaian di toko yang sama. Ibu saya langsung balik ke belakang menyusuri jalan yang mereka lewati tadi, cukup jauh juga ternyata, Dalam hati ibu saya berkata "saya nggak akan pulang jika cucu saya tidak ketemu" Tak lama, ibu saya mendengar penjual sepatu sedang teriak-teriak mengatakan ada anak yang nangis karena kehilangan orang tuanya. Ibu saya langsung lari ke arah suara ribut-ribut itu, ternyata anak saya sedang megangin sepasang sandal yang dia suka dan mungkin tadi tertinggal karena anak saya melepaskan pegangannya pada ibu saya lantaran memegang sendal itu.
Tanpa mikir apa-apa lagi ibu saya langsung membayar sandal itu dan pulang. Sejak itu ibu saya berhati-hati jika membawa cucu-cucunya.
Anak perempuan itu adalah anak seorang ibu-ibu yang juga sedang membeli pakaian di toko yang sama. Ibu saya langsung balik ke belakang menyusuri jalan yang mereka lewati tadi, cukup jauh juga ternyata, Dalam hati ibu saya berkata "saya nggak akan pulang jika cucu saya tidak ketemu" Tak lama, ibu saya mendengar penjual sepatu sedang teriak-teriak mengatakan ada anak yang nangis karena kehilangan orang tuanya. Ibu saya langsung lari ke arah suara ribut-ribut itu, ternyata anak saya sedang megangin sepasang sandal yang dia suka dan mungkin tadi tertinggal karena anak saya melepaskan pegangannya pada ibu saya lantaran memegang sendal itu.
Tanpa mikir apa-apa lagi ibu saya langsung membayar sandal itu dan pulang. Sejak itu ibu saya berhati-hati jika membawa cucu-cucunya.
Pernah nggak sih moms, mengalami kejadian seperti saya dan ibu saya? mungkin pernah ya,,, Nah dari situlah saya mulai meningkatkan kewaspadaan pada anak-anak saya agar tidak lepas dari pantauan.
Anak harus diajarkan untuk berani mengambil tindakan jika dia terpisah dari orang tua atau orang dewasa lainnya seperti om, tante, kakek, nenek dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang dianjurkan untuk dilakukan dan diajarkan pada anak sebelum berangkat ke tempat-tempat yang ramai :
1. Anak umur 1-2 tahun.
Kenakan anak sepatu yang bisa mengeluarkan bunyi jika diinjak atau gelang kaki yang bisa berbunyi, agar kita bisa mengetahui dengan cepat dimana keberadaan anak saat dia berjalan jauh dari pandangan kita. Ini tidak hanya berlaku di mall lho moms... tapi di rumah juga, ketika anak yang lagi aktif bergerak ini bisa saja berjalan ke arah jalan/gang depan rumah sementara kita lagi asyik di dapur.
2. Anak umur 3-4 tahun.
Jika anak tak melihat kita, katakan padanya bahwa dia harus duduk di lantai tempat dia berada kemudian yakinkan bahwa kita akan menjemputnya segera. Katakan juga agar tidak meninggalkan lokasi dan tetap di tempat sampai kita menemukannya. Di samping itu dia juga boleh menangis/teriak memanggil papa/mama sebagai isyarat bagi orang-orang di sekitarnya bahwa dia tersesat dan terpisah dari kita.
3. Anak umur 5-6 tahun.
Suruh anak untuk mengamati ke sekelilingnya, cari orang dewasa yang aman seperti petugas mall, pelayan toko berseragam, security, satpam atau polisi kemudian katakan pada orang dewasa tersebut bahwa dia tersesat dan terpisah dari orangtua. Beritahu juga nama lengkap orangtua agar mereka dapat mengumumkannya di pengeras suara.
4. Umur 7 tahun ke atas.
Anak umur segini tentu sudah bisa menghafal angka, ajarkan anak untuk menghafal nomor ponsel kita atau telepon rumah agar dia bisa menghubungi kita dan memberitahu dimana keberadaannya.
5. Usahakan agar kita yang memegang tangan anak, bukan anak yang memegang tangan kita. Agar kita bisa memastikan bahwa anak tidak lepas dari genggaman kita. Untuk anak yang masih bayi mau diletakkan di trolly/kereta bayi atau digendong, intinya jangan pernah lengah mengawasi anak-anak.
Nah bagi orangtua, saat bepergian dianjurkan untuk membawa foto anak terbaru baik di ponsel atau cetakan agar kita bisa dengan mudah membantu pegawai mall/petugas keamanan untuk menemukan anak kita lebih cepat. Telusuri kembali jalan atau lokasi dimana kita terakhir bersama anak dengan menandai baju atau topi yang dikenakan anak. Jika dalam 10 menit anak tidak ketemu segera lapor ke petugas keamanan atau polisi.
Nah, semoga tidak kejadian lagi ya moms. Semoga moms semua dan khususnya saya bisa lebih waspada dan berhati-hati jika ingin mengajak anak jalan-jalan ke pusat keramaian.
puji saputri
photo by : pasaratom.com
Gak berani bawa dua anak ke mall sendirian, kudu ma bapake hehe
ReplyDeletehehe... itu lebih bagus mbak
ReplyDelete