Ada yang tahu bermain 'alek-alek' itu apa? kalau di kampung saya Padang, 'alek-alek' itu adalah bermain 'masak-masakan'. Sudah pada tahu kan? Yang namanya bermain masak-masakan tentu identik dengan permainan anak perempuan.
Anak saya dari umur empat bulan, sudah saya kenalkan dengan benda ini. Meskipun waktu itu dia hanya akan menggigit dan memasukkan benda itu ke mulutnya. Sambil terus saya awasi dan saya arahkan dia jadi faham dan mengerti apa fungsi dari benda-benda itu. Sampai sekarang dia sudah mahir dan sangat menguasai setiap seluk beluk penggunaannya.
Saya kembali ke dapur untuk melanjutkan memasak sekaligus membuatkan minuman untuk tetamu saya. Saya kemudian merebus air dengan panci kecil. Karena saya tidak suka menggunakan dispenser oleh karena itu setiap akan menyeduh minuman saya akan merebus air. Jadi tidak menggunakan air panas dari dispenser. Sembari menunggu air mendidih, saya tuang gula ke gelas. Kemudian saya menyambi lagi mengangkat gorengan saya yang sudah matang. Tiba-tiba saya di kejutkan suara ayah saya yang memanggil saya dengan sedikit teriak. Setelah mematikan kompor saya bergegas ke depan karena saya mengira anak saya terjatuh atau tertusuk benda. Alangkah terkejutnya saya karena gadis kecil saya sudah menyuguhkan minuman untuk tamu saya dengan menggunakan mainannya itu. Uniknya dia menyuguhkan lengkap dengan gelas dan piring alasnya. Tamu saya tertawa saat mendengar anak saya mempersilahkan mereka minum dan berkata "cilakan inum..." (silahkan minum..). Saya bengong sekaligus takjub melihat tingkahnya.
Kini di usianya yang sudah dua tahun lebih tiga bulan dia sudah bisa memasak nasi, menyetrika, menggoreng telor, merebus jagung, membuat mie ayam dan makanan yang lain dengan miniatur dapurnya. Lengkap dengan gayanya yang luwes bak cheff terkenal saat mencicipi masakannya. hahaha... Dia juga sudah bisa menyisir jagung, meremas santan, meremas pare, memblender cabe, mengaduk adonan bakwan, mengupas bawang, mencuci piring, mencuci baju, membilas pakaian, mencuci sayur dan menyapu. Semua karena dia saya libatkan dalam mengerjakan pekerjaan saya di rumah. Sadis ya kedengarannya kayak kerja paksa gitu? nggak lah, dia cuma ikut-ikutan menemani saya bekerja walau hasilnya malah membuat saya harus kerja dua kali.
Sementara gadget dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangannya apalagi jika anak sudah dikenalkan sejak usia dini. Berbagai macam dampak negatifnya antara lain ; resiko terpapar radiasi, anak jadi kecanduan, tidak fokus belajar dan mempengaruhi psikologis anak yang dia dapatkan dari permainan game di dalamnya. Meskipun sebenarnya gadget juga mempunyai banyak manfaat jika kita menggunakannya dengan semestinya.
Mungkin saat ini kita sudah jarang melihat anak-anak memainkan permainan tradisional bahkan bisa dibilang langka atau mungkin sudah punah bagi kalangan anak-anak modern. itulah sebabnya kita sebagai generasi penerus yang pernah merasakan permainan tradisional wajib meneruskan warisan budaya ini kepada anak-anak generasi penerus kita. Agar mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan mandiri dalam menjalani kehidupannya nanti ketika dewasa.
Dengan begitu banyaknya manfaat dari permainan tradisional dan dari pengalaman paling berkesan yang saya dapatkan dari anak saya, maka saya bisa mengatakan bahwa bermain 'alek-alek' lebih keren dari gadget.
Anda setuju?
puji saputri
jadi inget dulu main masak2an dengan teman , ada loh yang jadi suaminya , ihhh lucu kita masih polos
ReplyDeleteiya, mainan jadul yg sering kita mainin dulu sekarang udh susah nyarinya, aplg tuh bongkar pasang, aku udh kliling nyari tp g ktmu, hihihi
ReplyDelete