Skip to main content

Ingin Semua Urusan Lancar? Jangan Pelit!.

beritatrendz.com
"Bagaimana mungkin kamu dibantu orang sementara kamu tak pernah membantu orang" atau "Kalau kamu nggak pernah memberi mana mungkin orang akan memberimu" Mungkin itulah sepatah kalimat yang sering dilontarkan untuk seseorang yang suka mengeluh bahwa hidupnya tidak mengalami kemajuan, mengumpat, meratapi nasib dan menyalahkan takdir. Tak mau mengintrospeksi diri sendiri dan malah menyalahkan orang lain.


Banyak kan kita menemui orang seperti itu? memperhitungkan kekayaan dengan serinci mungkin, bersedekah jika sudah mapan, dan memberi jika ada maunya saja. 

Saya ada contoh nih, seorang kakak yang menyekolahkan adiknya dan menanggung semua keperluan adiknya hingga tamat kuliah. Kini dimanapun si kakak ini melamar pekerjaan selalu diterima. Semua urusannya lancar dan berjalan mulus tanpa kendala.

Ada lagi seorang lelaki yang menikah, Tak keberatan jika mertuanya menumpang hidup dan tinggal bersamanya dalam satu rumah. Menanggung hidup mertuanya mulai dari makan, pakaian dan segala hal yang dibutuhkan mertuanya, Kini dia sudah hidup mapan bersama tiga anaknya, punya mobil, dan hidup berkecukupan. Tak pernah perhitungan jika membantu keluarga, baik di pihak istri maupun di pihak suaminya. Rejeki mereka mengalir lancar dan cenderung berlebih. Mereka bahagia tanpa rasa pamrih.

Ada juga lelaki yang pelit terhadap keluarga istri. Merasa keberatan dan tak ikhlas jika membelanjakan uang untuk membantu keluarga istrinya. Tapi jika keluarga si suami minta ini itu, tanpa pikir panjang langsung keluar. Suami yang pelit dan menakar keperluan istri. Memberi nafkah hanya cukup untuk kebutuhan keluarga. Tidak memberi kelonggaran sedikitpun setidaknya untuk istri membeli pakaian atau kosmetik untuk dirinya. Padahal bukan karena uangnya tak ada. Ada tapi pelit alasannya untuk tabungan. Kini, pekerjaannya hancur, bisnisnya bangkrut, keluarganya berantakan dan sampai sekarang tak punya pekerjaan yang tetap. 

Lain lagi seorang laki-laki yang dari mulai tamat kuliah tak mendapat pekerjaan selama bertahun-tahun. Kerjanya hanya minta uang pada orangtuanya untuk membeli pulsa, beli bensin dan biaya masukan lamaran. Tak pernah mau membantu orangtuanya berjualan, tak mau menolong keluarganya jika diminta untuk mengantarkan ke suatu tempat (pasar, rumah sakit dll). Keberatan jika disuruh untuk membantu ayahnya memperbaiki atap yang bocor, alasannya sibuk cari lowongan. Pergi pagi pulang malam, bawa surat lamaran seabreg-abreg setiap hari, ikut test ada, tapi tak ada yang lolos.

Dari beberapa contoh di atas nampak jelas bahwa kalau kita suka berbagi, suka menolong, Allah semakin membukakan pintu rejeki kita dari arah mana saja yang tak disangka-sangka. Tapi jika kita pelit dan suka perhitungan maka Allah juga akan perhitungan dengan kita. Memberi baik di kala susah maupun senang. Jangan memberi hanya dikala lapang saja. Karena jika rejeki kita sudah hampir habis itu tandanya akan datang rejeki yang baru. Kalau kita lebih mementingkan pundi-pundi dan takut pundi akan berkurang, bagaimana rejeki akan datang lha wong pundinya sudah penuh, tak bisa diisi lagi.

Jika kita ingin semua urusan lancar, ya jangan pelit. Memberi itu tidak hanya berupa uang atau materi kok. Tenaga, simpati, saran, peduli dan perhatian juga termasuk memberi. Tak ada alasan untuk tidak bisa menolong seseorang. Intinya adalah kemauan untuk membantu.  Jika punya saran, bantu dengan itu, jika punya tenaga bantu dengan itu, jika punya perasaan, bantu dengan itu. Syukur-syukur bisa membantu dengan uang.  Setidaknya kurangi beban seseorang dengan rasa peduli dan kasih sayang. Tidak semua orang membutuhkan bantuan dalam hal materi, tapi support dan semangat juga sangat diharapkannya.

Tapi ada juga kita melihat orang yang pelit tapi tetap hidup kaya raya sepanjang hidupnya. Ada yang maksiat iya, jahat iya, pelit iya, tapi tetap kaya. Yakinlah, Allah menguji kita dalam keadaan sempit dan lapang. Harta yang melimpah adalah ujian dan ketabahan dalam kekurangan juga ujian. Tinggal bagaimana kita menghadapinya.

Mudah-mudahan bermanfaat dan setelah ini kita bisa menjadi manusia yang suka menolong tanpa pamrih. InshaAllah pasti suatu hari nanti Allah akan bukakan pintu rejeki kita seluas-luasnya. Aamiin...


puji saputri



 

Comments

Populer

Jeritan Hati Seorang Janda

lifestyle.okezone.com Setiap manusia punya masa lalu, ntah itu baik atau buruk, apapun itu semua merupakan jalan kehidupan yang harus dilalui dan dijalani oleh manusia. Dan apapun yang manusia hadapi semua adalah jalan terbaik baginya. Mungkin tak baik bagi manusia tapi baik menurut Allah. Baik bagi manusia belum tentu baik bagi Allah. Setiap manusia sudah ada jalan kehidupannya sendiri, garis nasib manusia baik untuk urusan kematian, rejeki, bahkan jodoh sudah ditentukan sejak masih di dalam kandungan ibunya. Ada yang dijodohkan dengan orang kaya, orang biasa, bangsawan, janda dan duda. Tak ada yang bisa melawan takdir. Manusia Diciptakan hanya untuk menjalankan skenario yang telah ditetapkan Tuhan.

Wahai Para Suami, Jangan Pisahkan Istrimu Dari Orangtuanya

konsultasisyariah.com Taat kepada suami setelah menikah adalah surga bagi istri. Karena surga dan neraka istri adalah suaminya. Bagi seorang perempuan yang sudah menikah, taat dan patuh pada suami lebih utama dibanding taat pada orangtua.

Penyesalan Seorang Suami Yang Telah Menyia-nyiakan Istri Dan Anak-Anaknya

rmol.co Penyesalan itu datangnya selalu di akhir, kalau datangnya di awal itu namanya pendaftaran, hehe... pernah dengar kan tentang kata itu? Bicara soal penyesalan ya memang nggak ada habisnya. Apalagi jika kita sedang sendiri lalu teringat kenangan masa lalu tentang seseorang yang sangat kita sayangi dan cintai dengan setulus hati. Di saat penyesalan itu datang yang ada hanyalah duka yang teramat dalam dan sangat menyesakkan dada. Ingin rasanya untuk mengulang kembali sejarah masa lalu itu dengan tekad ingin memperbaiki semua. Namun apa daya dia telah pergi dan sudah bukan milik kita lagi.

Kisah Nyata yang Sedih dan Mengharukan 'Tragedi di Malam Pertama'

kabarmakkah.com Dulu ketika masih remaja, di saat gejolak jiwa anak muda masih menguasai hati dan pikirannya, paling pantang jika diharuskan untuk nurut kata orang tua. Masih ingin melakukan ini dan itu tanpa kekangan siapapun. Meski sebenarnya dia bukan anak yang nakal. Tapi ya... namanya juga anak muda gitu lo... Meskipun secara fisik terlihat pendiam dan penurut. Kenyataanyapun anak muda itu juga tidak lepas dari pantauan orang tuanya. Dia gadis yang lugu, manis, berwajah melankolis, pandai namun agak kurang suka bergaul dengan sembarang orang. Dia lebih suka di rumah membaca buku, menulis, dan belajar.

Punya Wajah Mirip Orangtua, Selalu bertengkar. Mitos atau fakta?

vemale.com Punya wajah yang mirip atau hampir mirip dengan wajah orangtua, baik ibu atau ayah mengakibatkan kita selalu bertengkar, benar nggak sih? Saya termasuk anak yang punya wajah mirip sekali dengan ibu saya. Orang-orang selalu mengatakan bahwa saya adalah fotokopi ibu. Apalagi jika bertemu dengan teman lama ibu, mereka selalu bilang "Kamu mirip sekali ya, persis seperti waktu ibumu masih gadis dulu."