beritatrendz.com |
"Bagaimana mungkin kamu dibantu orang sementara kamu tak pernah membantu orang" atau "Kalau kamu nggak pernah memberi mana mungkin orang akan memberimu" Mungkin itulah sepatah kalimat yang sering dilontarkan untuk seseorang yang suka mengeluh bahwa hidupnya tidak mengalami kemajuan, mengumpat, meratapi nasib dan menyalahkan takdir. Tak mau mengintrospeksi diri sendiri dan malah menyalahkan orang lain.
Banyak kan kita menemui orang seperti itu? memperhitungkan kekayaan dengan serinci mungkin, bersedekah jika sudah mapan, dan memberi jika ada maunya saja.
Saya ada contoh nih, seorang kakak yang menyekolahkan adiknya dan menanggung semua keperluan adiknya hingga tamat kuliah. Kini dimanapun si kakak ini melamar pekerjaan selalu diterima. Semua urusannya lancar dan berjalan mulus tanpa kendala.
Ada lagi seorang lelaki yang menikah, Tak keberatan jika mertuanya menumpang hidup dan tinggal bersamanya dalam satu rumah. Menanggung hidup mertuanya mulai dari makan, pakaian dan segala hal yang dibutuhkan mertuanya, Kini dia sudah hidup mapan bersama tiga anaknya, punya mobil, dan hidup berkecukupan. Tak pernah perhitungan jika membantu keluarga, baik di pihak istri maupun di pihak suaminya. Rejeki mereka mengalir lancar dan cenderung berlebih. Mereka bahagia tanpa rasa pamrih.
Ada juga lelaki yang pelit terhadap keluarga istri. Merasa keberatan dan tak ikhlas jika membelanjakan uang untuk membantu keluarga istrinya. Tapi jika keluarga si suami minta ini itu, tanpa pikir panjang langsung keluar. Suami yang pelit dan menakar keperluan istri. Memberi nafkah hanya cukup untuk kebutuhan keluarga. Tidak memberi kelonggaran sedikitpun setidaknya untuk istri membeli pakaian atau kosmetik untuk dirinya. Padahal bukan karena uangnya tak ada. Ada tapi pelit alasannya untuk tabungan. Kini, pekerjaannya hancur, bisnisnya bangkrut, keluarganya berantakan dan sampai sekarang tak punya pekerjaan yang tetap.
Lain lagi seorang laki-laki yang dari mulai tamat kuliah tak mendapat pekerjaan selama bertahun-tahun. Kerjanya hanya minta uang pada orangtuanya untuk membeli pulsa, beli bensin dan biaya masukan lamaran. Tak pernah mau membantu orangtuanya berjualan, tak mau menolong keluarganya jika diminta untuk mengantarkan ke suatu tempat (pasar, rumah sakit dll). Keberatan jika disuruh untuk membantu ayahnya memperbaiki atap yang bocor, alasannya sibuk cari lowongan. Pergi pagi pulang malam, bawa surat lamaran seabreg-abreg setiap hari, ikut test ada, tapi tak ada yang lolos.
Dari beberapa contoh di atas nampak jelas bahwa kalau kita suka berbagi, suka menolong, Allah semakin membukakan pintu rejeki kita dari arah mana saja yang tak disangka-sangka. Tapi jika kita pelit dan suka perhitungan maka Allah juga akan perhitungan dengan kita. Memberi baik di kala susah maupun senang. Jangan memberi hanya dikala lapang saja. Karena jika rejeki kita sudah hampir habis itu tandanya akan datang rejeki yang baru. Kalau kita lebih mementingkan pundi-pundi dan takut pundi akan berkurang, bagaimana rejeki akan datang lha wong pundinya sudah penuh, tak bisa diisi lagi.
Jika kita ingin semua urusan lancar, ya jangan pelit. Memberi itu tidak hanya berupa uang atau materi kok. Tenaga, simpati, saran, peduli dan perhatian juga termasuk memberi. Tak ada alasan untuk tidak bisa menolong seseorang. Intinya adalah kemauan untuk membantu. Jika punya saran, bantu dengan itu, jika punya tenaga bantu dengan itu, jika punya perasaan, bantu dengan itu. Syukur-syukur bisa membantu dengan uang. Setidaknya kurangi beban seseorang dengan rasa peduli dan kasih sayang. Tidak semua orang membutuhkan bantuan dalam hal materi, tapi support dan semangat juga sangat diharapkannya.
Tapi ada juga kita melihat orang yang
pelit tapi tetap hidup kaya raya sepanjang hidupnya. Ada yang maksiat iya,
jahat iya, pelit iya, tapi tetap kaya. Yakinlah, Allah menguji kita dalam keadaan sempit dan lapang. Harta yang melimpah adalah ujian dan ketabahan dalam kekurangan juga ujian. Tinggal bagaimana kita menghadapinya.
Mudah-mudahan bermanfaat dan setelah ini kita bisa menjadi manusia yang suka menolong tanpa pamrih. InshaAllah pasti suatu hari nanti Allah akan bukakan pintu rejeki kita seluas-luasnya. Aamiin...
puji saputri
Comments
Post a Comment