Skip to main content

Ketika Saya Mengalami Morning Sickness

stikesbanisaleh.ac.id
Ketika seorang perempuan dewasa memutuskan menikah, rasanya sangat bahagia sekali. Itu artinya seorang perempuan harus menyiapkan mental menjadi seorang istri. Dimana setiap pekerjaan apapun yang dilakukan istri untuk suami dan keluarganya dihitung amal ibadah kebaikan. Dan ketika seorang istri mengetahui dirinya hamil, maka mulai detik itu juga seorang perempuan juga harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang ibu.  dan pahala kebaikan demi kebaikan akan terus mengalir jika ikhlas menjalaninya.

Alangkah bahagianya jika melewati moment kehamilan dengan lancar dan menyenangkan. Namun bagaimana jika perempuan, tepatnya calon ibu harus mengalami mual dan muntah yang terus menerus dan membuat moment kehamilan terasa seperti perjuangan yang berat baik bagi si calon baby maupun bagi calon ibu. Atau yang lebih dikenal dengan 'Morning sickness'. 


Morning sickness adalah mual dan muntah yang dialami sebagian perempuan di awal kehamilan. Namun arti kata morning sickness sering diartikan mual dan muntah yang terjadi di pagi hari saja padahal kenyataannya mual dan muntah dapat terjadi sepanjang waktu. Ada sebagian perempuan hamil yang mengalami morning sickness di trimester pertama kehamilan, ada yang hanya sampai trimester kedua, ada juga yang mengalaminya sampai hari kelahiran. Tak jarang calon ibu mengalami lelah dan lemah karenanya. Namun jika morning sickness ini sampai 'menyiksa' calon ibu dan menjadikan calon ibu dan calon baby mengalami kekurangan asupan nutrisi dan kalori?. 

Pengalaman tiga kali kehamilan saya, membuat saya harus terbaring di tempat tidur sejak awal kehamilan sampai kelahiran. Jika ditanya apakah sangat menyiksa? Ya, sangat menyiksa saya karena saya hanya bisa pasrah di tempat tidur, makan dan minum di tempat tidur, ke kamar kecil harus didampingi dan diawasi, pokoknya merepotkan orang serumah dan kegiatan saya juga terbatas. Bisa berjalan tapi tidak bisa lama-lama dan jika dipaksakan kadang membuat tubuh saya geloyoran, mata berkunang-kunang, badan lemas, sesak nafas dan pingsan. Kenapa bisa ya? kalau dokter bilang sih karena kurang kalori, kurang sel darah merah dan zat besi, kurang nutrisi dan kurang vitamin. Gimana bisa terpenuhi, lha wong lihat nasi aja muntah, ayam eneg, ikan mual, bisanya cuma minum teh manis, buah, kue dan cake cuma beberapa cuil aja. Banyak yang keluar dari pada yang masuk. Bahkan muntah sampai keluar yang pahit-pahit, tetap saja masih ingin muntah meski sudah kosong isi perutnya. Minum obat? selalu minum sesuai anjuran dokter tapi masih saja mual dan muntah dan obat tidak memberi efek yang berarti.  

Sebagian perempuan hamil yang tidak merasakan keluhan apapun saat hamil kadang tidak percaya dan menganggap enteng dengan mengatakan, masak sih segitunya, manja amat, dilawan dong, memang dasarnya pemalas, namanya juga hamil harus penuh perjuangan, ah itu hanya sugesti ke diri aja yang kurang dan bla bla bla sebagainya. Jika boleh saya memilih, saya teramat ingin hamil tanpa mengalami keluhan apapun, makan apa saja yang dikehendaki tanpa harus terbebani 'siksaan' itu. Perempuan mana yang ingin merepotkan keluarga ketika hamil, tapi saat keadaan itu benar-benar mengharuskan si calon ibu harus istirahat total di tempat tidur, mau bilang apa? Tahukah bagaimana perasaan saya ketika mendengar semua omongan para nyinyiers itu? kata-kata itu sangat melukai hati saya dan terkadang timbul dendam dalam hati, "awas ya kalau kalian nanti hamil lagi, saya doakan kalian akan merasakan hal yang lebih parah dari saya". Sadis bukan... (tapi sampai sekarang mereka tak hamil-hamil).

Alangkah baiknya jika para nyinyiers tidak menghujat atau lebih baik diam, karena keadaan setiap perempuan itu berbeda, tidak bisa disama-ratakan. Atau dari pada mengeluarkan kata-kata yang nyelekit mending kasih dukungan, bikinkan makanan yang dirasa bisa dimakan dan cocok di lidah  atau kasih support dan semangat, justru itu lebih bermanfaat kan? 

Stres yang berlebihan juga dapat memperparah morning sickness. Maka sebagai suami atau keluarga sangat diharapkan dukungannya agar si ibu hamil tidak stress yang sedikit banyak juga berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungannya. Terlebih buat para suami, Penting untuk menjaga emosi dan psikologi ibu hamil. Jika selama ini sudah sayang, maka sayangnya tambah lagi apalagi jika istrinya hamil dalam keadaan bermasalah. Istri yang hamil tanpa masalah saja kadang juga butuh perhatian lebih, iya kan?  

Jujur saat saya mengalami morning sickness, saya mengalami tekanan batin yang luar biasa. Pertama, saya harus berjuang untuk memasukkan makanan yang terasa sangat aneh di lidah dan terasa ingin memuntahkannya, padahal dulu sebelum hamil sangat saya suka. Saya mesti memaksa makan walau cuma sesuap demi janin di kandungan saya tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Kedua saya harus berpisah dengan suami. Dukungan suami yang saya harapkan ketika hamil justru membuat saya harus ditinggalkan suami ke luar kota karena pekerjaan. Bukan hanya pada satu kehamilan saja tapi setiap hamil. Tiga kali hamil tiga kali pula saya harus ditinggalkan. Berat? ya, sangat berat. Tak jarang saya berurai air mata setiap malam karena saya merasa benar-benar kesepian. Sedih? jangan ditanya bagaimana rasanya, nelangsa tingkat dewa.

Dalam beratnya perjuangan saya selama hamil, saya mau tidak mau harus memanage diri saya sendiri (penanganan secara mandiri). Misal, ketika butuh sesuatu saya kerahkan segenap tenaga untuk bangkit, sekiranya mau roboh saya buru-buru rebahkan badan sebelum jatuh duluan. Begitu terus hingga selesai hajat yang saya inginkan. Benarlah kiranya bahwa ibu itu mengandung dalam keadaan lemah dan semakin lemah. Dan soal ketaatan nama ibu diucapkan tiga kali melebihi ayah. Maka tak pantas rasanya jika kita durhaka pada ibu dan surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.

Dari situ saya banyak membaca buku-buku tentang kehamilan dan cara menghadapi hiperemesis yang biasanya dihadapi para ibu hamil yang butuh dukungan khusus seperti saya. Jadi dari satu kehamilan ke kehamilan berikutnya saya tidak terlalu canggung dan tahu bagaimana cara mengantisipasinya.

Agar tubuh tetap segar dan bugar selama menghadapi hiperemesis atau morning sickness yang berlebihan. Ibu hamil bisa melakukan sendiri di rumah beberapa langkah ini. Mudah-mudahan mual dan muntah dapat berkurang meski sebenarnya morning sickness bisa hilang dengan sendirinya. Namun jika morning sickness tak kunjung reda, bisa dilakukan cara berikut :
  1. Jangan dulu melakukan aktivitas setelah bangun tidur. Bangun untuk sholat subuh lalu tiduran lagi. Ketika bangun,  ada baiknya duduk santai dulu sambil menikmati teh hangat dan sepotong roti. Jangan dulu menggosok gigi karena menggosok gigi di pagi hari dapat merangsang mual dan muntah. Lagi pula frekuensi mual dan muntah sering terjadi di pagi hari. 
  2. Makan sedikit tapi sering. Mual dan muntah yang dialami ibu hamil mengakibatkan hilangnya nafsu makan. Maka penting untuk mencoba makan sedikit-sedikit tapi sering. walaupun hanya bisa memasukkan makanan ke mulut hanya satu suap dua suap itu sudah cukup, lanjutkan lagi nanti. 
  3. Sebisa mungkin hindari pergi ke dapur. Bau bawang yang digoreng, bau nasi matang dan aroma lainnya sering membuat ibu hamil merasa mual dan muntah. Minta tolong keluarga untuk membantu melakukan aktivitas di dapur namun jika keadaan memaksa harus ke dapur juga, gunakan masker dan hindari menggunakan bumbu-bumbu dapur yang dapat memicu mual dan muntah. Atau agar lebih praktis bisa deliveri order aja.
  4. Harus makan meski hanya cemilan. Terkadang rasa mual dan muntah membuat ibu hamil malas makan karena kalau makan nanti takut muntah lagi. Harusnya tetap usahakan makan meski hanya secuil. Jika tak bisa makan nasi, bisa makan roti, cake, biskuit, atau cemilan apa saja untuk memenuhi kebutuhan gizi yang penting bagi tumbuh kembang janin.
  5. Kurangi mengkonsumsi makanan berlemak. Jika tak bisa minum susu maka bisa diganti dengan teh hangat atau jus buah.
  6. Banyak makan buah. Karena buah tidak mengandung lemak maka makan buah sesudah sarapan adalah pilihan yang bijak untuk mengurangi mual dan muntah.
  7. Berbaring dengan posisi miring 45 derajat. Berbaring dalam posisi ini sangat baik untuk mengurangi rasa mual dan muntah setelah makan.
  8. Banyak minum air putih yang diminum secara perlahan-lahan, tidak sekaligus. Agar tubuh tidak mengalami dehidrasi karena sering mual dan muntah.
  9. Hindari makan atau minum dalam kondisi panas karena keadaan panas dapat mengeluarkan aroma yang bisa memicu mual dan muntah. Pilihlah makanan dan minuman yang dingin atau sejuk.
  10. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung jahe. Selain aman bagi ibu hamil jahe juga dapat menurunkan gejala morning sickness.
  11. Gunakan pakaian yang longgar, adem dan nyaman serta tidak sesak di bagian pinggang.
  12. Cari hiburan untuk mengalihkan pikiran agar tidak ingat terus akan rasa mual dan muntah.
  13. Istirahat yang cukup dan hindari stress.
  14. Minum obat anti mual yang aman bagi ibu hamil.
  15. Jika frekuensi mual dan muntah tidak hilang/ berkurang maka segera periksakan ke dokter.


Saya punya pengalaman di awal kehamilan anak ketiga, saya sedang berada di Surabaya. Anak kedua saya masih ASI dan belum berumur dua tahun. Badan saya terasa tidak enak dan rasa ada yang aneh. Sakit kepala dan mual muntah terus. Terhirup parfum suami saya muntah. Saya pikir hanya masuk angin biasa, tapi kok nggak sembuh-sembuh meski sudah usaha macam-macam. Karena ragu saya hamil atau tidak, suami mengajak saya periksa ke dokter. 

Niatnya untuk mencari ketenangan kalau memang hamil ya Alhamdulillah, kalau nggak ya nggak apa-apa setidaknya dapat obat dan saya sembuh. Tapi justru saya makin stress selama dalam perjalanan hingga sampai ke rumah. Dokter mengatakan kalau saya mengalami kehamilan anggur. "Dan kalau dalam dua minggu lagi tidak juga terlihat janinnya, maka harus segera ditindak lanjuti". 

Bagaimana mungkin dokter bisa langsung memvonis saya begitu. Seharusnya dokter bisa membuat pasien nyaman dan tenang ketika selesai berobat. Berikanlah jawaban yang menghibur hati pasien, misal, "Belum kelihatan ya Bu, mungkin masih terlalu kecil dan belum nampak di foto, sekarang saya kasih obat dulu untuk mengurangi mual dan muntahnya sekaligus vitamin yang harus diminum, dan bulan depan kita lihat lagi perkembangannya" kan enak kalau dokter ngomong gitu, saya juga nggak stress. 

Akhirnya keadaan morning sickness saya yang makin hari makin parah dan suami harus kembali ke Kalimantan, saya disuruh suami untuk pulang ke rumah orang tua saya sementara waktu. Karena tidak memungkinkan untuk tetap tinggal di Surabaya. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya suami mengantarkan saya ke rumah ibu saya.

Sampai di tempat orang tua, kami periksakan lagi kandungan saya untuk meyakinkan kegundahan hati saya atas statement dokter waktu di Surabaya. Alhamdulillah ternyata kandungan saya tidak apa-apa. Dan anak saya juga lahir sehat dan sekarang sudah berumur 3 tahun.

Jadi memang penting kiranya komunikasi yang baik antara pasien dan dokter. Dokter senang pasien juga tenang.  Pernah dengar nggak, "Wah kalau dokternya ramah dan baik, pasien malah tambah cepat sembuh, lihat senyum dokter saja udah sembuh, nggak perlu obat, sering-sering ketemu dokter aja kalau gitu" apalagi kalau dokternya ganteng, hehehe... (modus).

Namun saya bersyukur, saya tidak mengalami yang namanya diinfus, atau opname di rumah sakit. Ada juga ibu hamil yang kondisinya lebih parah seperti mengalami pendarahan atau bedrest total sampai tidak boleh turun dari tempat tidur. Dokter bilang morning sickness saya tergolong parah tapi tidak akut. Jadi bisa diredakan meski hanya diterapkan di rumah saja.

Jadi ketika seorang perempuan hamil dan mengalami gejala hiperemesis maka dukungan dari orang terdekat sangat dibutuhkan. Menjaga psikologi ibu hamil agar tetap fresh dan tenang sangat penting. Karena jika ibu stres maka akan mempengaruhi janin juga. Terlebih lagi ibu hamil sangat membutuhkan dukungan penuh dari seorang suami. Buat suami, jagalah istri dan berikan perhatian yang lebih dari biasanya. Jangan menjudge dan meremehkan karena kondisi perempuan tidak sama, dan gejala morning sickness yang dirasakan masing-masing perempuan juga berbeda. Tapi apapun itu, dukungan, perhatian dan semangatlah yang dibutuhkannya.

Semoga bisa menjadi ibu yang tabah dalam menjalani hari-hari yang sulit di masa kehamilannya ya...


puji saputri





  

Comments

Populer

Jeritan Hati Seorang Janda

lifestyle.okezone.com Setiap manusia punya masa lalu, ntah itu baik atau buruk, apapun itu semua merupakan jalan kehidupan yang harus dilalui dan dijalani oleh manusia. Dan apapun yang manusia hadapi semua adalah jalan terbaik baginya. Mungkin tak baik bagi manusia tapi baik menurut Allah. Baik bagi manusia belum tentu baik bagi Allah. Setiap manusia sudah ada jalan kehidupannya sendiri, garis nasib manusia baik untuk urusan kematian, rejeki, bahkan jodoh sudah ditentukan sejak masih di dalam kandungan ibunya. Ada yang dijodohkan dengan orang kaya, orang biasa, bangsawan, janda dan duda. Tak ada yang bisa melawan takdir. Manusia Diciptakan hanya untuk menjalankan skenario yang telah ditetapkan Tuhan.

Wahai Para Suami, Jangan Pisahkan Istrimu Dari Orangtuanya

konsultasisyariah.com Taat kepada suami setelah menikah adalah surga bagi istri. Karena surga dan neraka istri adalah suaminya. Bagi seorang perempuan yang sudah menikah, taat dan patuh pada suami lebih utama dibanding taat pada orangtua.

Penyesalan Seorang Suami Yang Telah Menyia-nyiakan Istri Dan Anak-Anaknya

rmol.co Penyesalan itu datangnya selalu di akhir, kalau datangnya di awal itu namanya pendaftaran, hehe... pernah dengar kan tentang kata itu? Bicara soal penyesalan ya memang nggak ada habisnya. Apalagi jika kita sedang sendiri lalu teringat kenangan masa lalu tentang seseorang yang sangat kita sayangi dan cintai dengan setulus hati. Di saat penyesalan itu datang yang ada hanyalah duka yang teramat dalam dan sangat menyesakkan dada. Ingin rasanya untuk mengulang kembali sejarah masa lalu itu dengan tekad ingin memperbaiki semua. Namun apa daya dia telah pergi dan sudah bukan milik kita lagi.

Kisah Nyata yang Sedih dan Mengharukan 'Tragedi di Malam Pertama'

kabarmakkah.com Dulu ketika masih remaja, di saat gejolak jiwa anak muda masih menguasai hati dan pikirannya, paling pantang jika diharuskan untuk nurut kata orang tua. Masih ingin melakukan ini dan itu tanpa kekangan siapapun. Meski sebenarnya dia bukan anak yang nakal. Tapi ya... namanya juga anak muda gitu lo... Meskipun secara fisik terlihat pendiam dan penurut. Kenyataanyapun anak muda itu juga tidak lepas dari pantauan orang tuanya. Dia gadis yang lugu, manis, berwajah melankolis, pandai namun agak kurang suka bergaul dengan sembarang orang. Dia lebih suka di rumah membaca buku, menulis, dan belajar.

Punya Wajah Mirip Orangtua, Selalu bertengkar. Mitos atau fakta?

vemale.com Punya wajah yang mirip atau hampir mirip dengan wajah orangtua, baik ibu atau ayah mengakibatkan kita selalu bertengkar, benar nggak sih? Saya termasuk anak yang punya wajah mirip sekali dengan ibu saya. Orang-orang selalu mengatakan bahwa saya adalah fotokopi ibu. Apalagi jika bertemu dengan teman lama ibu, mereka selalu bilang "Kamu mirip sekali ya, persis seperti waktu ibumu masih gadis dulu."