baltyra.com |
Akhirnya, hari yang selama ini aku takutkan datang juga. Hari dimana kenyataan pahit yang dulu pernah kualami dan tak ingin kualami lagi, kini terjadi sudah. Kini aku harus melepaskan semua perasaan yang pernah ada terhadapmu. Kini tiada lagi kata 'kita' yang ada hanya kata 'aku' dan 'kamu' saja. Aku harus mengubur semua impian-impian indah yang pernah kita rajut bersama dulu. Kini aku harus terbiasa hidup tanpamu. Bangun tidur tak lagi ada dirimu disisiku yang biasanya selalu menyambut pagiku dengan senyuman manismu. Ya,,, aku harus siap kehilanganmu. Meski berat tapi tetap harus kujalani.
Mungkin selama ini aku terlalu tinggi menggantungkan harapan kepadamu. Saat terjatuh dan harapan itu menguap menjadi bulir-bulir mimpi rasanya sangat sakit. Kini semua sudah terjadi dan semua hanya tinggal kenangan. Kenangan yang tak mungkin bisa aku lupakan.
Semua masih segar diingatanku, tawa renyahmu, candamu, senyummu, lirikan matamu saat menatapku dan segala keusilanmu. Pokoknya semua tentang kamu. Bagaimana bisa aku melupakan semua itu. Kau yang selama ini satu selimut denganku. Kau yang sudah mengenalku luar dan dalam. Hanya karena perbedaan prinsip kita harus berpisah. Ah,,, sudahlah, tak pantas rasanya jika aku masih memujamu. Meski bayanganmu selalu terlintas dalam benakku. Kau kini bukan siapa-siapaku lagi. Kau hanya ayah dari anak-anakku. Meski kelu aku harus mengatakan ini 'pergilah... aku ikhlas melepasmu'.
Awalnya terasa sangat sulit dan berat untuk melangkah, tapi aku tidak ingin terus dihantui oleh masa lalu dan membuatku hanya berjalan di tempat. Kini, kau sudah tenang dan nyaman di sana dengan kehidupan barumu. Aku juga masih di sini dengan segala aktifitasku. Anak yang ada padamu jagalah dengan baik. Didik dia menjadi pemuda yang tangguh dan bertanggungjawab. Anak yang ada padaku akan kujaga dengan baik. Ku didik mereka agar menjadi anak yang kuat dan bertaqwa. Ntah bagaimana caranya aku harus memberi pengertian pada putri kecilmu jika nanti mereka bertanya. Ah,,, Kelak mereka dewasa mereka akan tahu dan mengerti.
Meski bertahun-tahun telah terlewati, aku maupun dirimu belum juga ada keinginan untuk mencari pengganti. Kau masih betah sendiri dan belum menemukan pengganti diriku. Akupun masih sendiri dan tak terlintas di pikiranku untuk mencari penggantimu. Aku merasa bahwa singgasanamu masih kokoh bersemayam di ruang hatiku ini, dan itu masihlah milikmu. Ntah bagimu. Mungkin kau sudah benar-benar melupakan aku ataukah kau juga merasakan hal yang sama? Aku tak tahu.
Ntah kenapa firasatku selalu mengatakan bahwa kau masih mencintaiku, Aku selalu tahu ketika kau merindukanku dan hatiku berdebar saat kau menyebut namaku meski dalam doa-doamu. Karena tak lama setelah itu kau pasti meneleponku. Mendengar suaramu semakin membuatku merasa berharap. Harapan yang kuyakin hanya tinggal harapan meski aku masih memikirkanmu, menyayangimu dan merindukanmu. Aku tak tahu perasaan apa yang sekarang ini masih menghangatkan hatiku.
Dalam jarak yang sangat jauh ini, kita justru saling mendoakan, saling mencintai dalam diam dan masih berharap Allah mempertemukan kita kembali dalam suasana yang berbeda. Setidaknya kita sama-sama menyadari bahwa cinta kita masih ada. Kita sama-sama mengerti besarnya arti kehadiran diri kita masing-masing. Dan kita sama-sama tahu beratnya arti kehilangan. Setidaknya itulah hikmah dari perpisahan ini.
Tapi ketika aku kembali mengingat cikal bakal perselisihan kita, tak mungkin rasanya kita bersatu kembali. Ada sesuatu hal yang tak mungkin bisa untuk disatukan. Dan aku yakin kau tahu itu.
Menjalani hari-hari dengan bayangan dirimu yang seolah-olah masih ada di dekatku memang sangat berat. Ada kehampaan yang kurasakan saat menyadari bahwa semua itu hanya gambaran dalam imajiku. Biarlah semua itu menjadi bagian dari hidupku, dan ntah sampai kapan aku tak tahu. Tapi jangan buatmu. Menikahlah, carilah perempuan yang lebih baik dari aku yang bisa mencintai dan menyayangimu setulus hati dan bisa menjadi ibu yang baik untuk anak kita.
Aku merelakanmu pergi bukan karena aku menyerah atau tak menyayangimu, justru aku sangat menyayangimu dan aku merasa bahwa ada hal-hal yang tak mungkin kita paksakan. Sudahilah penantianmu. Isilah ruang yang selama ini telah lama tak ada penghuninya. Pergilah,,, aku ikhlas melepasmu.
Semoga kelak kau akan mendapatkan pendamping hidup yang sesuai dengan keinginanmu. Yang seiring sejalan dan selalu setia menjagamu hingga akhir hayatmu. Seperti cita-citaku dulu yang ingin menua bersamamu. Kini lupakanlah aku, aku tak pantas bagimu.
Satu pintaku, aku ingin silaturahmi dan komunikasi antara kita tetap terjaga. Bukan untukku, tapi untuk anak-anak kita.
Terima kasih untuk semua kenangan indah yang pernah kita ukir bersama dulu, terima kasih untuk sebuah bingkai indah kehidupan yang kau sematkan di hatiku. Aku takkan pernah melupakanmu. Biarlah cinta ini selalu ada di hatiku selamanya. Karena bagiku melihatmu bahagia adalah harapanku. Karena cinta tak harus memiliki.
Doaku semoga kelak kau bahagia bersama seseorang yang ditakdirkan Allah untuk menjadi jodohmu, siapapun itu.
puji saputri
terkadang memang berat mbak melepaskan seseorang yang kita sayang, aku pun pernah begitu.. memang awal sulit tapi seiring waktu akan semakin mudah..
ReplyDeletexoxo,
hyorin88
http://bluxygurl.blogspot.com
Iya,memang sangat sulit, yg pnting tetap semangat. Makasi ya mbk herin...
DeleteMove on
ReplyDelete